Terowongan Kembar

Oleh: Dahlan Iskan

Terowongan Kembar
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Ekonomi Pangandaran perlu ditolong. Siapa tahu terowongan ini bisa membantu. Tetapi untuk apa ya?

Kita kembali ke Terowongan Kembar di jalan tol di dekat Tampomas. Awalnya pembuatan terowongan itu saya sangka sebagai faktor penyulit.

Masa pembangunan tol 62 km ini sampai 12 tahun. Saya jadi ingin tahu: ada masalah apa saja kok begitu lambat.

Atau tidak usah cari tahu. Toh kini sudah jadi. Hasilnya sudah dirasakan banyak orang. Sumedang sangat beruntung. Efisien sekali. Saya hanya perlu 35 menit di tol ini. Itu pun tidak ngebut.

Mas Sukron, direktur Radar Tegal-Pekalongan yang mengemudikan mobil, tumben, tidak jadi pembalap.

Begitu dekat rasanya jarak antara Bandung (dari tol di depan stasiun kereta cepat Tegalluar), ke ujung jalan tol di dekat bandara Kertajati.

Yang juga jauh dari bayangan saya adalah: soal keindahan alam kanan-kirinya. Tidak seindah yang saya bayangkan. Rasanya Semarang-Boyolali lebih indah. Atau sebanding.

Keindahan Semarang-Boyolali lebih panjang. Mungkin karena Cisumdawu tidak melewati bagian paling indah alam Priyangan.

AKHIRNYA saya lewat jalan tol baru di Jawa Barat ini: Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan). Dari Cileunyi ke Kertajati. Lewat sebelah gunung Tampomas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News