Terpaksa, Guru dan Pegawai Honor Dirumahkan

Terpaksa, Guru dan Pegawai Honor Dirumahkan
Guru mengajar di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Menurutnya, dengan kondisi demikian, secara otomatis tidak ada pilihan lain kecuali merumahkan para guru, satpam, pustakawan, tata usaha honorer yang selama ini sudah mengabdi di SMAN 4 Palu.

“Nah, akibat dari dirumahkannya para honorer tadi, dampaknya yang langsung terasa selama satu minggu ini adalah anak-anak tidak belajar untuk mapel tertentu,” kata Syam Zaini.

Khusus di SMAN 4, kata Syam Zaini, mapel yang saat ini kosong dan yang diajarkan guru honor selama ini adalah, matematika 3 orang, pendidikan jasmani 2 orang, pendidikan seni 3 orang.

“Kenapa banyak (guru mapel pendidikan seni), karena pendidikan seni di sekolah itu ada tiga macam. Pendidikan seni rupa, seni musik, dan seni teater. Nah pendidikan seni musik dan seni teater inilah yang tidak bisa diampu oleh guru seni rupa. Seni rupa pun hanya satu orang, tidak mungkin 35 rombel (rombongan belajar), akan diajar semua oleh satu orang. Itu kan mustahil,” tuturnya.

Melihat kondisi yang ada, Syam Zaini yang juga Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Palu ini berharap ada solusi dari pemerintah, baik Kota Palu maupun Provinsi Sulteng.

Dengan telah dialihkannya SMA/SMK ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, regulasi atau aturan harus lebih jelas dan transparan.

“Apakah ketika kami sudah dialihkan ke pemerintah provinsi Sulawesi Tengah, apakah kami lantas diperbolehkan untuk meminta sumbangan dari orang tua. Sementara dari tim saber pungli ini, juga tidak memberikan sosialisasi yang jelas apa semua yang dilarang, dan apa semua yang diperbolehkan,” tuturnya.

Diungkapkan Syam Zaini, di satu sisi ada larangan segala macam pungutan atau sumbangan di sekolah wajib dilakukan sekolah.

Pemerintah Kota Palu melarang sekolah melakukan pungutan termasuk di antaranya uang komite.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News