Terpaksa Nusantara

Oleh: Dahlan Iskan

Terpaksa Nusantara
Dahlan Iskan, beberapa waktu lalu. Foto: disway.id

Saya pun mewawancarai dia. Yang ternyata menarik: dia hanya mau vaksinasi lewat VakNus.

Saya langsung mencatat: kok ada ilmuwan kedokteran, peneliti, doktor, yang hanya mau vaksinasi VakNus. Pastilah menarik, secara jurnalisme. Jurnalis mana yang menganggap itu tidak menarik?

Itu, setidaknya, bisa sedikit menetralkan kesan ilmuwan vs politisi di kasus VakNus ini. Atau orang awam vs ilmuwan. Bu Siti Fadilah bukan orang yang tidak mengerti disiplin penelitian. Beliau sendiri peneliti –sampai membawa 60 simpanse ke Amerika.

Dan beliau hanya mau VakNus –karena pertimbangan kondisi badan yang punya problem autoimmune.

Prof Dr Nidom sebenarnya juga bisa jadi faktor penetralisir kesan itu. Prof Nidom bukan orang awam. Ia mengerti disiplin penelitian. Beliau peneliti. Bahkan penelitiannya sampai menemukan virus –flu burung saat itu.

Beliau membela VakNus bukan karena tidak mengerti –seperti saya. Bisa jadi beliau lebih banyak berbuat dari pada banyak ahli yang banyak berkomentar.

Dengan tiga tulisan tentang VakNus itu sebenarnya saya sudah merasa berlebihan. Juga sudah tidak punya bahan lagi yang baru.

Bahwa banyak anggota DPR yang juga jadi relawan VakNus tidak saya tulis. Secara jurnalisme, ''unsur baru'' dari peristiwa itu sudah tidak tinggi –meski tetap menarik.

Kalau tidak legal pasti TNI AD sudah melarangnya sejak sebelum dilakukan. Terawan adalah Letnan Jenderal Angkatan Darat aktif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News