Tes Keperawanan Siswa, Perlukah?

Kata Pencetus, Agar Para Gadis Jaga Kehormatannya

Tes Keperawanan Siswa, Perlukah?
foto:writeovertherainbow.blogspot.com
Menurut Bambang, selama ini pergaulan anak-anak remaja di Jambi kian memprihatinkan. Kedekatan lawan jenis semakin sulit diawasi orang tua. Pacaran yang menjurus ke arah eksploitasi seksual, dikhawatirkan sudah terjadi. Kondisi ini, tentunya membuat semua orang tua yang memiliki anak gadis, bakal cemas setengah mati.

“Seperti saya, semua anak saya perempuan,” ujar polisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu, lagi.

Dinilainya, pengawasan sekolah, orang tua, sangat lemah terhadap pergaulan remaja saat ini. Makanya, tak ada pilihan lain selain menyerahkan pengawasan sepenuhnya kepada anak itu sendiri. Dari sana lah, muncul ide pembuatan ranperda tes keperawanan pada PSB.

Dengan tes keperawanan membayangi, tiap anak gadis secara otomatis bakal menjaga kegadisannya dengan sendiri. Dia tak mudah dipengaruh, tak mudah dibujuk dan tak mudah menyerahkan diri kepada pacar, teman atau pihak lain yang mencari keuntungan dari anak usia belasan. “Sebab, kalau nanti dites, dan ternyata dia tidak perawan lagi, langsung dinyatakan tak bisa melanjutkan ke sekolah,” jelasnya.

Prakteknya nanti, siswi lulusan SD yang akan meneruskan pendidikan ke SMP, akan diterapkan tes keperawanan. Begitu pun lulusan SMP menuju SMA dan SMA menuju perguruan tinggi, semua harus lewat penjaringan tes keperawanan. Akankah berlaku dalam waktu dekat? Soal ini, Bambang juga sudah mempunyai pemikiran antisipasi. Katanya, tes keperawanan pada PSB itu belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. Perlu sosialisasi dan pelaksanaan yang bertahap.

JAMBI -- Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi Bambang Bayu Suseno, mengeluarkan wacana kontroversial soal penerimaan siswa baru (PSB) sekolah negeri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News