Tetap Ardern

Oleh: Dahlan Iskan

Tetap Ardern
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Berarti Ardern akan kawin setelah bukan sebagai pimpinan negara. Dia menyerahkan jabatan kepada Chris tanggal 7 Februari. Tepat di saat kita merayakan Cap Go Meh. Tujuh bulan kemudian, Oktober 2023, adalah hari akan dilaksanakan Pemilu.

Mengapa Ardern mundur sekarang justru dengan alasan itu: untuk memberi kesempatan kepada penggantinyi bersiap diri menghadapi Pemilu.

Pemilu di Selandia Baru harus berlangsung tiap tiga tahun. Tidak boleh ada penundaan dengan alasan apa pun.

Bisa saja Ardern menyelesaikan dua periode jabatannyi, tapi itu berarti tidak akan ada waktu bagi calon dari partainyi untuk mengisi tangki.

Mengapa Ardern merasa kelelahan dan tidak punya cukup energi lagi di tangkinya?

Katanyi: menjadi pemimpin negara itu memang hebat, tetapi tantangan yang harus dihadapi juga sangat besar. Sorotan dari publik juga tidak pernah berhenti.

Belum lagi kalau ada kejadian yang di luar perkiraan. Misalnya Covid.

Selama lockdown Covid itu Ardern tetap mengendalikan negara dari rumah. Juga tetap merawat bayi. Sekaligus harus tetap menyemangati bangsanyi.

MENGAPA menyerah? Apakah karena dia seorang wanita? Itulah pertanyaan nakal di seputar pengunduran diri Jacinda Ardern sebagai PM Selandia Baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News