Tetap Optimis Ekspor Tembus Rp 240 M

Tetap Optimis Ekspor Tembus Rp 240 M
Tetap Optimis Ekspor Tembus Rp 240 M
JAKARTA -- Ekspor mi instan nasional pada 2010 diperkirakan sanggup menembus Rp 240 miliar atau naik sekitar 15 persen dibandingkan 2009. Kasus Indomie di Taiwan diyakini tidak akan mengganggu kinerja ekspor produk ini.

Ketua Asosiasi Roti, Biskuit, dan Mi Instan (Arobim), Sribugo Suratmo, mengatakan kasus penarikan mi instan Indonesia di Taiwan tidak mengganggu kinerja ekspor karena kasus tesebut akibat aksi pararel impor. "Ekspor mi instan tidak terganggu. Justru pasarnya lebih establish (kuat). Jika total omzet mi instan tahun 2010 diprediksi mencapai Rp 2,4 triliun maka sekitar 10 persen di antaranya merupakan nilai ekspor. Secara volume, konsumsi tahun 2010 diperkirakan 16-17 miliar bungkus," ujar Sribugo di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, konsumsi mi instan nasional tergantung pada kinerja panen produksi bahan kebutuhan pokok yaitu beras. Jika kondisi perdagangan dan distribusi beras berjalan baik biasanya berpengaruh pada berkurangnya konsumsi mi instan. "Kalau panen berasnya bagus, pasti tetap mengonsumsi nasi kan," imbuhnya.

Sribugo berpendapat kasus Indomie di Taiwan bukan merupakan perang dagang. Sebab produk mi instan Indonesia membidik kelas pasar berbeda dengan produk mi instan asal negara lain. "Sampai saat ini, belum ada pernyataan yang memicu bahwa konsumsi mi instan itu buruk. Kondisi masih normal. Bahkan, dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Indofood) menegaskan, tidak ada kendala ekspor atau penjualan," tuturnya.

JAKARTA -- Ekspor mi instan nasional pada 2010 diperkirakan sanggup menembus Rp 240 miliar atau naik sekitar 15 persen dibandingkan 2009. Kasus Indomie

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News