Thailand setelah Kudeta, Industri Mengeluh, Pariwisata Merosot

Thailand setelah Kudeta, Industri Mengeluh, Pariwisata Merosot
Thailand setelah Kudeta, Industri Mengeluh, Pariwisata Merosot

Di sisi lain, warga Thailand mengeluhkan tindakan militer yang memberlakukan jam malam. Mereka terpaksa tinggal di rumah. Tetapi, seluruh saluran televisi tidak tayang seperti biasa. Yang ada hanyalah lagu-lagu kebangsaan dan pengumuman dari militer. Sejak kudeta, militer juga mengambil alih seluruh media. Baik radio, koran, maupun televisi.

’’Saya lapar, tapi saya hanya punya mi instan di rumah. Di televisi, tidak ada acara apa-apa. Jika militer ingin kami berada di rumah (saat malam hari), setidaknya mereka membiarkan kami menonton televisi,’’ tutur Thanakan Chalaemprasead, 21, yang bekerja sebagai mekanik.

Kini warga Thailand terbelah menjadi dua. Yaitu, yang setuju dengan kudeta dan tidak setuju. Orang-orang yang setuju berpikir bahwa kudeta mungkin bisa memperpendek rentang waktu kepemimpinan yang kosong dan tidak tentu selama ini. Termasuk meniadakan aksi massa yang telah merenggut 28 nyawa orang tidak berdosa. Namun, yang tidak setuju merasa bahwa militer telah berbuat semau sendiri.

’’Pada awalnya, saya pikir kudeta adalah ide buruk. Tapi, sekarang saya pikir kudeta mungkin bagus karena bisa menghentikan pertarungan (antara pemerintah dan oposisi, Red),’’ jelas Vichit Kriyasaun, 27.

Namun, hal berbeda diungkapkan Wanit, salah seorang sopir taksi. ’’Penerapan jam malam ini tidak bagus. Kami jadi tidak punya pelanggan, turis ketakutan,’’ ucap pria yang berusia 50 tahun tersebut. Sebab, Thailand biasanya terkenal dengan kehidupan malam. ’’Tentara bisa melakukan apa pun sekarang dan masyarakat tidak akan tahu,’’ tandasnya. (AFP/AP/sha/c14/tia)

Pada Kamis (22/5), militer Thailand resmi mengumumkan kudeta terhadap pemerintah. Imbasnya, kondisi politik di Thailand yang sudah karut-marut semakin


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News