The Lucky Country
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Orang Aborigin yang bertahan hidup menjadi korban diskriminasi sampai sekarang.
Penjajah Inggris melakukan pembersihan etnis melalui program reedukasi.
Anak-anak Aborigin diambil paksa dari keluarganya dan dididik dengan model pendidikan Eropa.
Cara ini dilakukan untuk menjadikan penduduk asli itu lebih beradab, karena hal itu merupakan kewajiban bangsa kulit putih yang merasa punya peradaban tinggi.
Itulah prinsip ‘’White’s Man Burden’’ yang menjadi justifikasi kolonialisme dan imperialisme.
Orang kulit putih merasa punya kewajiban untuk menjadikan penduduk pribumi lebih beradab, dengan cara menjajah mereka dan mendidik mereka dengan standar orang kulit putih.
Australia kemudian menjadi wilayah koloni dan tempat buangan para narapidana dari Inggris.
Mereka inilah yang kemudian menjadi cikal bakal penduduk kulit putih di Australia.
Panggung Piala Dunia 2022 tahun ini seolah menegaskan posisi Australia sebagai The Lucky Country.
- Hadirkan Pemain Timnas U-17 Indonesia Algazani di Sobat FC, Udi Wahyunadi: Kami Ingin Anak-anak Mendapat Inspirasi
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Sudirman Cup 2025: Indonesia vs Denmark Diwarnai Kontroversi, Begini Reaksi PBSI
- Barong Bola
- Pertandingan Sepakbola Duta Besar dan Jurnalis Perkuat Diplomasi Olahraga
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia