Tidak Ada Tanda Kontes, Hanya Ada Tumpukan Kardus

Tidak Ada Tanda Kontes, Hanya Ada Tumpukan Kardus
Tidak Ada Tanda Kontes, Hanya Ada Tumpukan Kardus
"Kegiatan seperti N7W itu biasa saja dilakukan di Swiss. Misalnya pemerintah mau membayar hingga USD 45 juta, mungkin acaranya juga jadi digelar di Indonesia," kata Djoko.

"Cuma ini menjadi tidak bagus karena melibatkan emosi masyarakat Indonesia yang harus berkirim SMS. Padahal, ini kontes-kontesan yang dilakukan yayasan biasa saja, yang tidak kredibel. Dan, tidak ada hubungannya dengan UNESCO, lembaga resmi PBB di bidang heritage. Ya, mungkin seperti LSM-LSM yang tidak kredibel itulah. Yang kerjanya cuma membuat dan mencari proyek," sambungnya. (*/iro)

Yayasan The New Seven Wonders of the World (tujuh keajaiban dunia, N7W) menuai kontroversi karena alamat kantornya di Swiss, Eropa, dianggap fiktif.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News