Tidak Sedikit Anggota KPPS dan Polisi Meninggal Dunia…

Tidak Sedikit Anggota KPPS dan Polisi Meninggal Dunia…
Siti Aisyah saat dirawat di RSUD dr Moh Saleh. Insert Aziz semasa masih hidup. Foto: Istimewa/Radar Bromo

”Yang membuat lama, membuat laporannya. Formulirnya terlalu banyak. Salinan C1 ada yang nulis sampai 14 bendel. Saya dari pukul 07.00 sampai 03.00 menulis terus,” tuturnya.

Dia menyampaikan, paling lama saat penghitungan caleg, baik tingkat kabupaten hingga DPR RI. ”Partainya banyak. Calonnya juga banyak. Penghitungannya jadi lebih rumit dan harus benar-benar teliti,” urainya.

Dia melanjutkan, padahal petugas PPS sudah meminimalkan waktu istirahat. ”Istirahat saat Salat Zuhur dan Maghrib. Malam sampai tak makan, makanan untuk petugas KPPS tak tersentuh sama sekali. Masih utuh hingga selesei,” ujarnya.

Selesei bertugas di TPS, dia mengaku sangat kelelahan. Esok harinya tak bisa bekerja sebagaimana biasanya. ”Pagi ini (kemarin, Red) saya izin kerja. Badan tidak kuat,” imbuhnya.

BACA JUGA: Tjahjo Kumolo: Anggota KPPS Meninggal Dunia Adalah Syuhada Kusuma Bangsa

Di Kudus, penghitungan suara bahkan ada yang hingga pukul 03.00. Seperti yang terjadi di Perumahan Kudus Permai, Bae. Yakni di TPS 24. Hal ini dilatarbelakangi beberapa petugas dan KPPS yang sudah berusia lanjut.

Menurut KPPS TPS 22 Kudus Permai Tunjung Eko Wibowo, kendala penghitungan suara di antaranya banyaknya jumlah pemilih dengan rentang usia lanjut. Selain itu, faktor bingungnya pemilih dalam menentukan pilihannya. ”Satu TPS diisi 240 pemilih,” ujarnya.

”Petugas pengaman TPS sempat mengeluh lamanya proses ini. Mereka mengeluhkan tak ada uang lembur,” imbuhnya.

Di wilayah Jabar saja, dilaporkan ada 10 anggota KPPS yang meninggal dunia saat menjalankan tugas menyukseskan Pemilu 2019.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News