Tinggal di Kamp Pengungsian, Lukas: Saya Orang Indonesia

Tinggal di Kamp Pengungsian, Lukas: Saya Orang Indonesia
Agus Tinho Pinto bersama istri dan anak-anaknya di kediamannya di Belu NTT. Foto: BAYU PUTRA/Jawa Pos

Pada masa-masa genting seputar referendum, Angelino turut angkat senjata bersama TNI melawan kubu pro kemerdekaan. ”Jadi, saya ini satu dari 404 orang yang masuk daftar penjahat di Timor Leste,” terangnya.

Dampaknya pun terasa sampai sekarang. Saat para WNI eks Timor Timur sesekali masih bisa berkunjung ke tanah kelahirannya, dia tidak bisa. Sebab, bila masuk ke Timor Leste, sudah pasti dia bakal ditangkap.

”Yang tidak banyak diketahui orang, pemerintah Timor Leste masih mengklaim warga baru itu sebagai rakyatnya yang keluar sementara karena alasan keamanan,” tutur ayah tiga anak tersebut saat ditemui di Kupang.

Seperti Agus, Angelino berusaha keras membantu para warga eks Timtim. Bahkan, dia mengklaim perjuangannya itu juga didukung konstituennya yang warga asli NTT.

Dia berharap pemerintah pusat segera menerbitkan sebuah produk hukum yang melegitimasi seluruh WNI eks Timtim sebagai rakyat Indonesia. Levelnya pun minimal setara keppres karena berkaitan dengan klaim sebuah negara.

Namun, hingga saat ini, harapan tersebut belum terwujud. Maka, satu-satunya jalan adalah menyuarakannya melalui DPR di Jakarta. Dan, satu-satunya tokoh yang diharapkan bisa menembus senayan adalah Ketua Umum Uni Timor Aswain (Untas) Eurico Guterres.

Pada 2014 Eurico maju sebagai caleg dari PAN. Sayang, mantan pejuang integrasi Timtim itu gagal. ”Nanti 2019 beliau maju lagi, namun melalui Perindo,” tambahnya.

WNI kelahiran Timtim, katanya, belum akan merasa tenang bila pemerintah belum membuat produk hukum yang memastikan status mereka sebagai WNI. Saat ini dia dan para aktivis Untas masih terus mendata warga eks Timtim yang memilih bertahan di Indonesia.

Ratusan warga eks Timor Timur masih bertahan di bekas kamp pengungsian di Belu, mereka bersabar dalam kemiskinan, berjuang lewat parlemen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News