Tingginya Stigma Terhadap Pasien COVID-19 di Indonesia, Sangat Memprihatinkan

Tingginya Stigma Terhadap Pasien COVID-19 di Indonesia, Sangat Memprihatinkan
Stigma terhadap pasien dan perawat COVID-19 menyebabkan orang untuk enggan dites karena takut dijauhi, sehingga menurut para ahli kesehatan publik mempersulit penanganan pandemi. (ANTARA)
Tingginya Stigma Terhadap Pasien COVID-19 di Indonesia, Sangat Memprihatinkan Photo: Saat Ibu dari Ari Harifin Hendriyawan dinyatakan positif terinfeksi virus corona, tetangganya mengambil palu dan paku dan membuat pagar pemisah. (REUTERS: Sri Maryam)

 

Buktinya, berbulan-bulan setelah pandemi, banyak yang masih merasa terisolasi.

Ibu dari Ari sekarang tidak lagi menunjukkan gejala dan tinggal diisolasi selama lebih dari sebulan, tetapi menurutnya dia masih merasa dijauhi oleh tetangga.

Berkaca dari pengalaman, Ari yang kini menganggur akibat warung makan tempatnya bekerja tutup, mencurahkan isi hatinya.

"Saya pikir mereka takut … mungkin bagi mereka virus corona itu sebesar gajah," ujarnya.

Diproduksi oleh Hellena Souisa dan Natasya Salim dari artikel Reuters

Ikuti berita seputar pandemi COVID-19 dunia lewat situs ABC Indonesia

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Saat Ibu dari Ari Harifin Hendriyawan dinyatakan positif terinfeksi virus corona, tetangganya mengambil palu dan paku dan membuat pagar pemisah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News