Tingkatkan Kepemimpinan dan Wirausaha Demi Sukseskan KPH

Tingkatkan Kepemimpinan dan Wirausaha Demi Sukseskan KPH
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Foto: klhk

jpnn.com, JAKARTA - Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) mempunyai peran penting dan strategis dalam mengatasi permasalahan kehutanan di tingkat tapak, serta mendorong perwujudan pengelolaan hutan berkelanjutan, pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam rangka optimalisasi peran Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), kepala KPH diminta meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan wirausaha. Hal ini menjadi fokus penting dalam agenda Outlook and Capacity Building for KPH, sebagai rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KPH, yang berlangsung pada tanggal 8-10 Agustus 2018.

"Agenda Capacity Building ini diharapkan akan menginspirasi para Kepala KPH untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kerangka tindak yang logis dan strategik dalam menyelenggarakan pengelolaan hutan yang baik serta melakukan pelibatan masyarakat dalam melaksanakan pengelolaan hutan," ujar Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PKTL KLHK), Sigit Hardwinarto saat membuka diskusi KPH Outlook di Jakarta, 10 Agustus lalu.

Dalam diskusi ini terungkap bahwa kepemimpinan dan jiwa wirausaha di KPH perlu terus diasah. Hal ini agar institusi KPH dapat menjelma sebagai sebuah solusi jitu mewujudkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Penekanan juga ditujukan kepada kepala KPH, yang mana diharapkan tampil lebih berani dalam mengambil kebijakan dalam mendorong perkembangan KPH. Sisi kreativitas dan inovasi dari pengelola KPH juga merupakan unsur penting untuk terus didorong.

Hal ini seperti diungkapkan oleh Aji Sukmono Kepala KPH Yogyakarta. "Sebagai kepala KPH, pasti ada pelanggaran yang dilakukan berkaitan kita mengambil kebijakan, maka kita harus tahu pelanggaran seperti apa yang masih bisa ditolerir demi kemajuan KPH menjadi lebih baik ke depan, ini semacam melakukan diskresi kebijakan," katanya.

Selanjutnya Aji juga menambahkan bahwa kerja pengembangan KPH bisa terhenti jika pengelolanya tidak berani mengambil kebijakan karena terbentur tidak ada peraturan yg mendasari, ini yang harus dilawan dengan keberanian, kreatifitas dan inovasi Kepala KPH. Coba dulu jangan mundur dulu, cari inovasinya.

KPH Yogyakarta sendiri merupakan KPH percontohan yang sukses. Dengan bisnis inti di bidang produksi minyak kayu putih. KPH Yogyakarta ini sudah menghasilkan uang Rp 70 juta setiap pekannya.

Institusi KPH diharapkan menjelma menjadi solusi jitu mewujudkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News