Tiongkok Mainkan Kartu Mahasiswa, Australia Langsung Kebakaran Jenggot

Pada Selasa (9/6), Birmingham mengatakan Australia "tidak memiliki toleransi" terhadap rasisme dan telah menetapkan proses untuk memberantasnya.
Hubungan Australia dengan Tiongkok telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir di tengah tuduhan bahwa Tiongkok ikut campur urusan dalam negeri Australia dan membangun pengaruh yang tidak semestinya di kawasan Pasifik.
Hubungan kedua negara telah menjadi lebih tegang sejak Australia menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona baru.
Setelah seruan Australia untuk penyelidikan itu, Duta Besar Tiongkok untuk Australia Cheng Jingye mengatakan bahwa konsumen Tiongkok dapat memboikot daging sapi, anggur, pariwisata dan universitas Australia.
Namun, Tiongkok mengatakan tindakan perdagangan terhadap Australia itu tidak ada hubungannya dengan dorongan untuk penyelidikan asal-usul virus corona baru.
Vicki Thomson, kepala eksekutif Group of Eight, yang mewakili universitas-universitas top Australia, mengatakan kepada Reuters bahwa universitas sedang terseret ke dalam sengketa diplomatik.
"Pendidikan internasional digunakan sebagai pion politik," katanya.
Thomson pada Selasa mengatakan kedutaan besar Tiongkok telah memberitahunya bahwa pihak Kedubes belum menerima laporan tentang siswa asal Tiongkok yang diserang di Australia selama pandemi COVID-19.
Ekonomi Australia akan terpukul jika mahasiswa Tiongkok memperhatikan peringatan pemerintah untuk menjauh dari Negeri Kanguru itu
- Dampak Perang Dagang, Komisi XII Dorong Impor Gas untuk Pasok Kebutuhan Energi Nasional
- Harga Emas Melonjak, Didimax Buka Edukasi Trading Gratis
- Canton Fair 2025: Diplomasi Rantai Pasok Dunia di Tengah Ketegangan Perang Dagang AS-China
- Tanggapi Perang Tarif Trump, Partai Gelora Dorong BPI Danantara Berinvestasi di AS
- Deklarasikan Gerakan Indonesia Cerah, Febri Wahyuni Sabran Optimistis Mampu Hadapi Perang Dagang Global
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik