Tiongkok Siap Hukum Mati Para Perusuh
Kamis, 09 Juli 2009 – 09:55 WIB
URUMQI - Ketegangan etnis di Urumqi, ibu kota Provinsi Xinjiang, memaksa pemerintah Tiongkok mengerahkan kembali banyak pasukan keamanan kemarin (8/7). Langkah tersebut dilakukan menyusul kerusuhan etnis Minggu lalu (5/7) yang menewaskan 156 orang dan melukai lebih dari 1.100 warga.
Apalagi, warga etnis Uighur dan Han yang bertikai kembali turun ke jalan Selasa lalu (7/7). Meski polisi dan petugas keamanan mampu mencegah bentrok di antara kedua massa itu, ketegangan masih sangat terasa di Urumqi.Untuk mencegah meluasnya kerusuhan, jam malam telah diberlakukan. Pemerintah Tiongkok juga menegaskan akan menghukum mati para perusuh. Sanksi eksekusi akan diberlakukan tanpa terkecuali kepada demonstran yang berbuat anarki.
Baca Juga:
Sebelumnya, sejumlah helikopter menjatuhkan selebaran dari udara. Isinya menyeru 2,3 juta warga Urumqi agar bersikap tenang dan menghindari kerusuhan.Ketua Partai Komunis Xinjiang Li Zhi saat jumpa pers yang disiarkan lewat televisi menegaskan bahwa banyak orang ditangkap terkait kerusuhan itu. Termasuk di antaranya sejumlah mahasiswa. "Bagi mereka yang terbukti bertindak kriminal dengan cara kejam, kami akan mengeksekusi mereka," tegasnya.
Dia menambahkan, pasukan pemerintah juga akan membubarkan segala yang berisiko pada keamanan. Namun, tidak dirinci apa yang dimaksud.
Sejauh ini pemerintah Tiongkok tidak menyebut jumlah korban tewas maupun luka dari etnis Uighur maupun Han. Li mengaku tidak ingin berbicara soal berapa warga Han atau Uighur di antara 156 korban tewas. Etnis Han merupakan penduduk mayoritas di Tiongkok. Sedangkan etnis Uighur adalah minoritas muslim, tetapi jumlahnya cukup besar di Xinjiang.
URUMQI - Ketegangan etnis di Urumqi, ibu kota Provinsi Xinjiang, memaksa pemerintah Tiongkok mengerahkan kembali banyak pasukan keamanan kemarin
BERITA TERKAIT
- DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timteng
- Militer Israel Klaim Bunuh Pentolan Jamaah Islamiyah Lebanon
- 1.119 WNI Berhasil Direpatriasi dari Kawasan Berbahaya Sepanjang 2023
- Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing
- Guru Besar UI Khawatirkan Dampak Konflik Timur Tengah terhadap Indonesia
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa