Tit-for-Tat Setelah Telat 30 Menit

Oleh Dahlan Iskan

Tit-for-Tat Setelah Telat 30 Menit
Dahlan Iskan di ladang gandum di pedesaan Amerika Serikat menjelang panen. Foto: Disway

Sejak awal Tiongkok memang sudah mengumumkan: akan selalu membalas serangan Amerika. Untuk nilai yang sama. Waktu yang sama. Hanya komoditinya yang berbeda.

Amerika memilih menghukum  baja Tiongkok. Yang bisa memukul telak ekonomi negeri panda.

Tiongkok memilih kedelai Amerika. Yang bisa menyulitkan posisi Trump di mata petani: basis pemilihnya.

Belum pernah ada perang dagang seseru ini. Tiongkok benar-benar menjalankan tit-for-tat. Mata dibalas dengan mata. Tangan dibalas dengan tangan.

Kini Trump terlihat sering pakai topi hijau. Dengan tulisan: make farmer great again. Menunjukkan solidaritasnya pada petani. Termasuk menganggarkan subsidi petani. Sebesar USD 12 miliar.

The Peak Pegasus kelimpungan. Di atas laut. Tiap malam awak kapalnya bisa melihat gemerlap cahaya Kota Dalian (baca: Ta-li-en). Yang cantik itu.

Kota Dalian adalah pusat bisnis konglomerat Wanda. Yang iklannya menguasai stadion-stadion Rusia. Saat piala dunia lalu.

Sampai setengah bulan kemudian belum ada jalan keluar. The Peak Pegasus masih mengapung di kejauhan.

Belum pernah ada perang dagang seseru ini. Tiongkok benar-benar menjalankan tit-for-tat. Mata dibalas dengan mata. Tangan dibalas dengan tangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News