Tol Al Haka

Oleh: Dahlan Iskan

Tol Al Haka
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Yeeeiiiiii....," seru saya dalam hati. Artinya, saya begitu senang bisa merasakan sendiri berada di tol ini.

Baca Juga:

Itulah tol yang sudah begitu lama diimpikan orang Lampung. Baru kesampaian tahun lalu. Anda sudah tahu siapa yang membangun.

Memang kendaraan belum bisa melaju cepat. Begitu banyak perbaikan jalan di jalur kiri. Rasanya seperti lebih banyak yang sedang diperbaiki daripada yang tidak.

Akan tetap silakan saja. Itu tidak sampai mengurangi gejolak gembira di dada.

Malam itu saya istirahat di Bandar Lampung. Sudah 14 jam saya di atas kendaraan –termasuk 1,5 jam di laut. Harus makan dulu.

Saya minta dibawa ke makanan yang segar. Yang ada kuah panasnya: untuk mengurangi penat.

Saya pun dibawa ke restoran pindang. Pindang ikan ala Lampung: Pindang Sehat.

Saya tertarik dengan moto restoran ini: satu-satunya restoran yang bergaransi di Indonesia. Tertulis di situ: tidak cocok tidak usah bayar.

Begitu melewati Hollywood kami senang: nyaris tiba di Palembang. Kota itu memang sudah kelihatan. Justru pintu tol yang tidak tampak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News