Tolak Oligarki dan Dinasti, Komunitas Aktivis Dukung Kekuatan Alternatif Anak Muda

Tolak Oligarki dan Dinasti, Komunitas Aktivis Dukung Kekuatan Alternatif Anak Muda
Sejumlah komunitas anak muda di Samarinda berkumpul dan membahas situasi politik nasional secara kritis, Rabu (4/10). Mereka menyoroti persoalan pragmatisme di kalangan pemuda dalam berpolitik. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, SAMARINDA - Sejumlah komunitas anak muda di Samarinda berkumpul dan membahas situasi politik nasional secara kritis, Rabu (4/10). Mereka menyoroti persoalan pragmatisme di kalangan pemuda dalam berpolitik.

Selain itu, fenomena elitisme dan politik dinasti menguat seiring dengan dominasi oligarki dalam wajah politik mulai dari daerah sampai nasional.

Tokoh anak muda Samarinda yang juga Founder Forum Milenial Nusantara Husain Firdaus, menyatakan dukungannya terhadap gagasan gerakan politik alternatif mengingat wilayah utama politik telah didominasi oleh pragmatisme apatisme di satu sisi dan di sisi lain oligarkisme dan politik dinasti.

Husain menilai antara lain gagasan capres alternatif yang digerakkan sejumlah komunitas kepemudaan di sejumlah daerah merupakan sebuah gagasan rasional.

Wacana capres alternatif merupakan respon cerdas dan sikap kritis anak-anak muda untuk menantang gejala elitisme dan kesenjangan politik yang semakin menguat di berbagai lini, ekonomi maupun politik.

Husain menilai menguatnya apatisme di satu sisi dan politik dinasti dan oligarki di sisi lain menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi aktivis anak muda saat ini.

"Bagi anak-anak muda hari ini Pemilu 2024 menjadi momen penting merubah budaya politik pragmatisme dan apatisme di kalangan anak muda. Selain itu, menghadapi momentum politik ini anak muda juga harus dapat menggalang kekuatan kolaboratif untuk merespon secara cerdas oligarkisme dan dinasti politik yang semakin mengkhawatirkan kita bersama".

"Anak-anak muda di berbagai daerah hari ini isunya adalah kesenjangan akses, akses untuk anak-anak muda ini maju tidak tersebar secara merata. Elitisme, politik dinasti dan oligarkisme cenderung menutup kesempatan dan ruang anak muda secara umum untuk bersama-sama memajukan negara dan bangsa. Padahal negara ini kan milik anak bangsa, bukan negara 'anak mantu' dan juga bukan negara milik sekelompok orang tertentu," tegas Husain.

Fenomena elitisme dan politik dinasti menguat seiring dengan dominasi oligarki dalam wajah politik mulai dari daerah sampai nasional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News