Training Pendamping Desa Beralih ke Digital Platform Mulai 2023

Training Pendamping Desa Beralih ke Digital Platform Mulai 2023
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat membuka TOT Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional Regional IV di Jakarta. Foto: Kemendes PDTT

Menurut Gus Halim, peningkatan kapasitas para pendamping desa ini akan berdampak pada peningkatan kualitas perencanaan pembangunan di level desa.

“Peningkatan kapasitas pendamping ini akan berdampak pada kualitas perencanaan pembangunan desa serta penggunaan dana desa, sehingga akan berdampak pada pemupusan kemiskinan ekstrem di desa dan pencapaian 18 tujuan SDGs desa,” katanya.

Gus Halim berharap agar pendamping desa terus memperluas wawasan, di antaranya dengan mencari berita di media cetak, TV, maupun online, serta membaca dan memahami aturan. Langkah ini penting dalam menjawab ekspetasi tinggi warga desa terhadap figur pendamping desa.

“Ekspetasi warga desa kepada para pendamping ini sangat tinggi. Mereka dianggap sebagai orang yang serba tahu. Maka pendamping desa harus mempunyai wawasan luas, sehingga bisa menjadi rujukan warga desa dalam menyelesaikan berbagai persoalan sehari-hari,” katanya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Yusra menjelaskan TOT yang saat ini dilaksanakan merupakan pelaksanaan yang keempat dari rangkaian TOT sebelumnya.

“TOT sebelumnya daring dan luring. Nah sekarang ini dilaksanakan secara luring," ujarnya.

Para peserta sebelumnya telah melakukan pendalaman materi dengan subtansi modul melalui daring.

“Nah yang sekarang ini cara mereka mendeliver modul,” lanjutnya.

Kemendes PDTT gencar meningkatkan kapasitas dan sumber daya pendamping desa tingkat provinsi melalui training of trainer (TOT).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News