Trauma Healing Bagi Anak-Anak Pengungsi Bencana

Trauma Healing Bagi Anak-Anak Pengungsi Bencana
Trauma Healing Bagi Anak-Anak Pengungsi Bencana

jpnn.com - TANGERANG - Kementeri an Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA) menyiapkan program penyembuhan trumatik atau trauma healing bagi para korban bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di tanah air khususnya perempuan dan anak-anak. Program ini diklaim paling cepat memulihkan kondisi trauma fisik dan psikis korban bencana alam. 

Karena para korban dihibur melalui permainan edukatif, dongeng, buku bacaan, bernyanyi dan sulap.   

Menteri PP dan PA, Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan progam trauma healing tersebut, dapat menghilangkan trauma para korban bencana alam dan mengembalikan semangat mereka. Anak-anak dan perempuan merupakan kelompok paling rentan yang sangat membutuhkan penghilang trauma.

"Melalui progam trauma healing dapat dipulihkan kondisi para korban anak-anak. Karena mereka ikut berbagai kegiatan seperti melukis, mendengarkan dongeng, buku bacaan, bernyanyi dan sulap," katanya kepada INDOPOS disela-sela berkunjung ke Posko Pengungsian Masjid Al-Jihad, di Perumahan Villa Mutiara Pluit, Kelurahan Priuk, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang, kemarin (3/2).   
     
Linda yang didampingi Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin dan Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Riad juga sempat bernyanyi menghibur para pengungsi di posko tersebut. Sangat jelas terlihat ceria di wajah para pengungsi khususnya anak-anak karena mereka kedatangan tamu spesial. Derai riuh tawa pun tidak kehenti-henti terdengar ketika pemandu acara dari Komisi Perlindungan Anak (Komnas Anak) memperlihatkan permainan sulap dan bernyanyi  diiringi musik. 
     
Istri dari Agung Gumelar ini juga mengaku ikut merasakan bagaimana beratnya ujian yang diberikan yang Maha Kuasa kepada anak-anak yang harus mengungsi karena rumahnya kebanjiran. Namun, ini semua tentu bisa diterima dan bisa diselesaikan. "Saya berharap dalam waktu dekat ini, anak-anak sudah bisa kembali lagi ke rumahnya masing-masing," ungkap juga perempuan kelahiran 15 November 1951 itu.   
     
Karena, anak-anak cukup lama berada di tempat pengungsian, yakni tiga minggu. Tentu waktu selama itu tinggal di posko pengungsian, membuat orangtua khawatir ada rasa kejenuhan dan cemas terhadap anak-anaknya. "Tentu itu bisa diatasi, khususnya untuk anak-anak agar tidak trauma terlalu lalu lama dan bisa sekolah supaya tidak ketinggalan pelajaran," cetus Linda juga. 
     
Dihadapan puluhan anak-anak itu, Linda juga mengingatkan untuk menjaga kesehatan setelah kembali ke rumah masing-masing dan jangan lupa cuci tangan sebelum makan. Selain itu, membuang sampah pada tempatnya karena salah satu penyebab banjir adalah sampah. "Kebersihan itu harus tetap dijaga," kata Linda yang disambut tepuk tangan anak-anak pengungsi.  
     
Selain memberikan hiburan kepada anak- anak melalui trauma healing, Kementerian PP dan PA, juga memberikan bantuan kepada korban banjir berupa pakaian dewasa, anak-anak, popok bayi, susu, dan makanan ringan. Linda Amalia juga sempat meninjau rumah yang terkena banjir di Perumahan Villa Mutiara Pluit. "Mohon bersabar ya bu," kata Linda sembari berbincang-bincang denga seorang warga. 
     
Sementara itu, Komisioner KPAI, Heni Rusmiyati yang sempat memandu acara hiburan kepada anak-anak mengatakan setiap bencana alam yang datang di seluruh Indonesia, anak-anak paling rentan mengalami trauma. Kadang-kadang, mereka kurang diperhatian orangtuanya. Saat menghadapi bencana, orangtua sibuk mengurusi rumah dan barang berharga. 

Akibatnya kadang-kadang anak-anak mereka kurang diperhatikan. Akhirnya kondisi psikologis anak mengalami truama walaupun trauma anak itu berbeda-beda. "Ada anak yang kuat mentalnya sehingga trauma tidak berkepanjangan. Tapi ada juga kurang kuat sehingga proses pemulihan agak lama," terang Heni kepada INDOPOS, kemarin (3/2). 
     
Sementara Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin mengatakan terdapat 260 Kepala Keluarga (KK) dari 8 RW di Perumahan Periuk Damai yang menjadi korban banjir. Dari 260 KK yang menjadi korban, kaum perempuan menjadi dominan. Rinciannya, 536 perempuan, 182 laki-laki, 135 lansia dan 60 balita. "Saat ini banjir mulai surut dan warga sedang melakukan bersih-bersih rumah," ucap Sachrudin kepada INDOPOS. (gin)

TANGERANG - Kementeri an Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA) menyiapkan program penyembuhan trumatik atau trauma healing


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News