Tri Handono, 'Diplomat' Gamelan di Pittsburgh, Amerika Serikat

Bangga Musik Jawa Masuk Kurikulum Universitas di AS

Tri Handono, 'Diplomat' Gamelan di Pittsburgh, Amerika Serikat
Tri (belakang kiri) melatih menabuh gamelan kepada anak-anak Taman Budaya di Pittsburgh AS. Foto; Ridlwan/JAWA POS
Bekerja di negara orang tak membuat Tri Handono PhD lupa dengan tanah air dan budaya leluhur. Pria dari Surakarta itu merintis seni musik gamelan di tanah rantau tersebut. Dia memulainya dari anaknya sendiri. Tiap kali pentas, ratusan warga Amerika antre menonton.

Ridlawan Habib, Pittsburgh

JIKA mata dipejamkan, mendengarkan gending dan lagu Prahu Layar yang dimainkan di rumah Tri Handono PhD benar-benar membuat seseorang tak seperti berada di Amerika. Notasinya pas, gendangannya mantap, dan ritmenya tertata apik. Padahal, pemainnya masih sangat belia.

"Ayo, yang dari Jogja ikut nembang," ajak Tri kepada rombongan siswa Outstanding Students for The World (OSTW) Kementerian Luar Negeri yang bertamu ke rumahnya.

Kediaman Tri terdiri atas dua lantai, terletak di kawasan yang cukup elite di Monroeville, 20 menit perjalanan ke sebelah utara dari pusat Kota Pittsburgh, Negara Bagian Pennsylvania.

Malam itu (14/11) Tri menggelar pentas dadakan di ruang tamu. Tiga gending dolanan anak
dimainkan. Yakni, Prahu Layar, Gambang Suling, dan Suwe Ora Jamu. Penabuh saron dan demung adalah Sidney, Silvie, dan Holland Haryotomo, anak-anak Tri. Penabuh gendangnya
Asih Slamet Raharjo, adik kandung Tri.

"Kami merintis gamelan ini sejak 2008. Saat itu ayah saya datang untuk menengok cucu. Lalu, kami ke toko besi dan kayu," katanya. Rupanya, bapak Tri yang pensiunan guru tersebut jago membuat gamelan sendiri. "Beliau juga yang mengajari cucunya sebelum pulang ke Indonesia," ungkap Tri.

Pria kelahiran Salatiga, 11 Oktober 1965, tersebut sekarang bekerja di Westinghouse Electric Company, sebuah perusahaan pembangkit listrik terkenal di Amerika. Sebelumnya, alumnus Teknik Elektro UGM itu menempuh gelar master di Universiteit Delft (1987-1993) dan meraih gelar doktor tentang superkonduktor di University of Wollongong, Australia (2001).

"Sebelum di Westinghouse, saya kerja di BPPT. Anak pertama lahir di Belanda, anak kedua di Australia, yang ketiga dan yang bungsu lahir di sini," tutur Tri.

Bekerja di negara orang tak membuat Tri Handono PhD lupa dengan tanah air dan budaya leluhur. Pria dari Surakarta itu merintis seni musik gamelan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News