Tujuh PTN Terpapar Radikalisme, Kampus jadi Tersinggung

Tujuh PTN Terpapar Radikalisme, Kampus jadi Tersinggung
Mohamad Nasir. Foto: Humas Kemenristekdikti for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membeber tujuh PTN yang terpapar radikalisme. Forum Rektor Indonesia (FRI) mempertanyakan hal itu dan berencana mendatangi BNPT dan Badan Intelejen Negara (BIN). Tujuannya, mengklarifikasi serta berdiskusi terkait penanganan dan pencegahan radikalisme di kampus.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan FRI Asep Syaefuddin menuturkan rilis tujuh PTN oleh BNPT itu berujung kegaduhan.

"Para rektor sudah merapatkan barisan. Kampus jadi tersinggung," kata rektor Universitas Al Azhar Indonesia itu di Jakarta, Rabu (6/6). Rencana pertemuan dengan BNPT bakal digelar paling lambat setelah lebaran nanti.

Asep menuturkan terkait radikalisme dan terorisme, jajaran kampus negeri maupun swasta kompak tidak mentoleransinya. Namun dia menegaskan antara rektorat dengan aparat penegak hukum memiliki cara berbeda dalam mencegahnya.

Rektorat lebih mengedepankan upaya preventif berbasis edukasi. "Kami akui ada lemahnya pembinaan, ada kelengahan, tapi belum fatal," jelasnya.

Guru besar IPB itu menegaskan rektorat siap bekerjasama menangkal radikalisme dan terorisme dengan aparat penegak hukum. Rektorat menginginkan penangan yang efektif serta tidak menimbulkan kegaduhan serta keributan seperti sekarang ini.

"Penanganan bisa menggunakan prinsip dapat ikannya, tapi kolamnya tidak keruh. Jangan semata ingin (terlihat, Red) berjasa," tuturnya. Menurut Asep, mahasiswa adalah generasi muda yang energinya melimpah, sehingga butuh pelampiasan.

Mahasiswa tetap diberikan akses atau ruang untuk ekspresikan bakat dan minatnya. Sepanjang tidak sampai bertentangan dengan Pancasila atau NKRI.

Para rektor akan bertemu BNPT dan BIN guna mengklarifikasi masalah tujuh kampus yang disebut terpapar radikalisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News