Tukang Parkir Ini Hatinya Sangat Mulia

Tukang Parkir Ini Hatinya Sangat Mulia
BERHATI MULIA: Puger Mulyono bersama anak-anak dengan HIV/AIDS yang diasuhnya. Puger tak sampai hati membiarkan anak-anak itu telantar. Foto: Andra Nur Oktaviani/Jawa Pos

Bukan pendapatan yang besar karena Puger harus menghidupi istri, empat anak kandung, serta anak-anak Rumah Lentera yang berjumlah 11 orang. Belum lagi ditambah tiga pengasuh yang juga tinggal di Rumah Lentera.

Jika dihitung-hitung, pendapatan Puger sebagai tukang parkir hanya Rp 1,5 juta sebulan. Itu pun jika setiap hari dia bekerja.

Sementara itu, kebutuhan keluarganya dan Rumah Lentera bisa sampai Rp 10 juta sebulan. Bahkan, kadang lebih dari itu.

Misalnya, Januari lalu, pengeluaran pribadi Puger dan Yayasan Rumah Lentera yang mengurusi anak-anak dengan HIV/AIDS mencapai Rp 13 juta. Sebab, ada anak asuhnya yang harus diopname di rumah sakit.

Meski begitu, kondisi serba kekurangan tersebut tidak lantas membuat semangat Puger kendur. Dia juga tidak mau menyerah untuk mengurus anak-anak Rumah Lentera.

Puger bercerita, sudah cukup lama dirinya punya perhatian lebih kepada para penderita HIV/AIDS.

Pada 2006 dia sempat menjadi relawan di LSM Mitra Alam yang bertugas mengurus para pecandu narkoba jenis suntik.

Dari aktivitas itulah dia berkenalan dengan banyak orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jiwa kemanusiaan Puger pun tersentuh.

Puger Mulyono hidupnya pas-pasan. Namun, dia rela mendedikasikan diri untuk merawat anak-anak dengan HIV/AIDS (ADHA) yang dikucilkan, bahkan oleh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News