Tuntut Kejelasan Nasib, Guru Bantu DKI Ikut Unjukrasa

Tuntut Kejelasan Nasib, Guru Bantu DKI Ikut Unjukrasa
GURU - Hari buruh dimanfaatkan para guru bantu DKI untuk menuntut diangkat menjadi PNS. Foto: Natalia/JPNN
"Sudah ke Kemendikbud. Kata Kemendikbud, itu urusan Pemda DKI. Ke Pemda, katanya itu urusan kemendiknas. Jadi main lempar-lempar aja pemeerintah ini, tidak ada tanggungjawab," keluh Syarifuddin.

Selain nasib tak menentu, mereka juga harus menerima nasib mengajar dengan gaji kecil. Menurut Syarifuddin gaji Rp 1 juta, tak cukup bagi guru bantu untuk hidup di Jakarta. Apalagi, pembayaran gaji dari tidak selalu tepat waktu dari sekolah. Syarifuddin mengaku dia sudah empat bulan belum mendapatkan gaji.

"Sering terlambat bayar 3 atau 4 bulan. Kita sudah minta tolong ke Kemendikbud katanya anggaran belum turun. Dari Kemenkeu bilang karena Kemendikbud hanya membuat surat perintah membayar tapi anggarannya dipegang Kemenkeu dan DPR. Kami jadi bingung, bagaimana nasib kami," tutur Syarifuddin.

Berbeda dengan para buruh yang semangat berteriak di tengah keramaian unjukrasa, para guru bantu ini memilih berdiri di tengah air mancur Bundaran HI dan memegang spanduk yang menuntut Guru Bantu DKI diangkat jadi pegawai negeri. Panas dan terik tidak menghalangi mereka berdiri di tengah ribuan buruh itu. (flo/jpnn)

JAKARTA - Puluhan guru honorer yang tergabung dalam organisasi Guru Bantu DKI Jakarta ikut turun ke jalanan berpartisipasi dalam unjukrasa Hari Buruh


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News