Turki Digunjang Demonstrans, PM Perpendek Lawatan
Jumat, 07 Juni 2013 – 18:18 WIB
ANKARA - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan memperpendek lawatan ke Afrika Utara di tengah krisis yang terjadi di negerinya. Ada tiga demonstran yang tewas dalam aksi anti pemerintah. Demo tersebut sempat disebut sejumlah kalangan sebagai semacam ''Arab Spring'' yang mengguncang Tunisia, Mesir, atau Syria. Di Kota Rize, wilayah timur Laut Hitam, massa demonstran pro pemerintah menyerang kelompok oposisi yang berjumlah lebih kecil Rabu (5/6). Polisi lalu turun ke lokasi untuk melindungi demonstran anti pemerintah. Insiden tersebut merupakan bentrokan pertama antara demonstran anti dan pro pemerintah sejak krisis terjadi.
Erdogan memulai lawatan pada Senin (3/6). Dia tidak menghiraukan bentrokan antara demonstran dan polisi. Dia menyebut bentrokan itu sebagai ulah ''elemen ekstrem'' atau sekelompok kecil masyarakat. Saat itu, Erdogan meyakini bahwa gelombang protes akan berakhir dalam beberapa hari. Tapi, ketegangan yang masih tinggi dan demonstrasi yang lebih besar terus terjadi.
Meski harus berhadapan dengan gas air mata, semprotan merica, dan meriam air polisi, demonstran tetap kembali menduduki pusat aksi di Kota Ankara serta Istanbul. Rabu malam (5/6) jelang kepulangan perdana menteri, polisi membakar barikade yang didirikan demonstran di Ankara. Bentrokan juga dilaporkan terjadi di Kota Tunceli.
Baca Juga:
ANKARA - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan memperpendek lawatan ke Afrika Utara di tengah krisis yang terjadi di negerinya. Ada tiga demonstran
BERITA TERKAIT
- Google Pecat 28 Karyawan yang Gelar Aksi Anti-Israel di Kantor
- Netanyahu: Israel Akan Membalas secara Bijaksana, Tidak Emosional
- Israel Serang Masjid di Jalur Gaza, Sejumlah Warga Palestina Tewas
- Berkuasa Sejak 2004, PM Singapura Lee Hsien Long Bakal Mengundurkan Diri Bulan Depan
- Israel Dibombardir Iran, Arab Saudi Dilanda Kecemasan Mendalam
- Amerika dan Jepang Perkuat Aliansi Militer, Kok China Sewot?