Twist Again

Oleh Dahlan Iskan

Twist Again
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Lebih 25 tahun lamanya saya begadang sepanjang malam untuk perusahaan. Tidak membayangkan kelak, di bulan Maret 2020, akan bisa tidur pukul 9 malam.

Baca Juga:

Memang sejak operasi kanker hati itu hidup saya dipaksa slowdown. Namun hanya berhasil dua tahun.

Setelah itu kembali bekerja siang-malam lagi. Selama lima tahun di PLN dan di Kementerian BUMN.

Setelah itu belum bisa juga santai. Bahkan justru terkena stres berat. Selama dua tahun.

Selepas stres itulah baru punya kesempatan keluyuran ke segala pelosok dunia. Selama dua tahun. Hampir tiada henti.

COVID-19 yang membuat saya jinak. Kini saya harus me-lockdown diri di rumah. Di Surabaya. Ikut masak. Ikut main gamelan di studio sebelah rumah.

Dan setelah dua minggu lockdown, irama hidup berubah total. Kantuk pun datang setiap pukul 9 malam. Apalagi kalau naskah DI’s Way sudah selesai saya tulis.

Hanya kadang saja saya masih memaksakan diri nonton Liga Dangdut Indonesia. Namun setelah penyanyi pertama tampil, tidak kuat lagi menahan kantuk. Ganti penyanyi kedua itu yang menonton saya dari layar kaca: tergeletak di kasur di depan tv.

Bagi yang membayangkan lockdown itu harus tetap enak, mungkin mimpi hidupnya memang serbaenak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News