Uang Cepat Lusuh karena Disimpan di Dalam Koteka

Uang Cepat Lusuh karena Disimpan di Dalam Koteka
GANTI BARU: Ibu-ibu membawa uang lusuh mereka ke mobil penukaran uang BI di Pasar Snon Bukor, Waisai, Kepulauan Raja Ampat, Papua, Kamis (19/6) pekan lalu. Foto: Henny Galla Pradana/Jawa Pos

jpnn.com - RUPIAH adalah identitas negara. Alat tukar resmi di segala penjuru tanah air itu harus dijaga dari transaksi dengan mata uang asing, kerusakan, dan kondisi tidak layak edar. Tantangan justru muncul dari daerah-daerah perbatasan.

***

Di bawah awan kelabu, Kapal Republik Indonesia (KRI) Banjarmasin (592) merapat ke dermaga. Jawa Pos yang berada di antara 30 penumpang terkesima dengan pemandangan yang terhampar. Air laut yang seolah mendorong bebatuan besar di pinggir pelabuhan sangat bening dan membiru. Gerombolan ikan yang asyik berenang di antara dasar tiang-tiang pangkalan tampak tak terganggu riuhnya kapal-kapal yang berdatangan.

Dari ujung pelabuhan, terpampanglah papan nama Port of Waisai. Waisai merupakan ibu kota Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Kendati tak luas, pelabuhan tersebut menjadi infrastruktur utama kapal penumpang yang berukuran cukup besar untuk berlabuh di kota kecil yang berada di Pulau Waigeo tersebut.

Biasanya, kapal-kapal itu mengangkut masyarakat pendatang dari Sorong, Papua, maupun para pelancong yang hendak mengawali petualangan alam mereka di Raja Ampat. Selain perantau, kebanyakan warga yang bermukim di Waisai adalah suku Biak, Maya, dan Ondoloren.

Sama halnya dengan pusat kota lainnya, Waisai cukup ramai sebagai tempat perdagangan. Apalagi, Waisai akan menjadi lokasi puncak kegiatan Sail Raja Ampat Agustus mendatang. Tidak pelak, kota kecil itu mendorong pembangunannya. Khususnya fasilitas umum seperti masjid, pertokoan, termasuk Pasar Snon Bukor.

Pasar yang membelakangi hutan bakau rimbun di pinggir laut itu adalah tempat warga Waisai menjual barang dagangan. Mulai sagu, sayuran, buah-buahan, ikan, ayam, telur, hingga kebutuhan pokok lain. Di pasar itu pula, Nursiyah yang berasal dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, berjualan sayur untuk mencari nafkah.

Di depan dagangannya, dia berdiri untuk merapikan delapan lembar uang kertas senilai Rp 48 ribu. Lembaran uangnya sangat lusuh. Ada yang sobek separo, ada pula yang angka-angkanya sudah susah dikenali.

RUPIAH adalah identitas negara. Alat tukar resmi di segala penjuru tanah air itu harus dijaga dari transaksi dengan mata uang asing, kerusakan, dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News