Udik-Udik

Udik-Udik
Warga saat mengambil kaus dari Presiden Jokowi yang jatuh ke irigasi di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (31/8/2021). (ANTARA/Ho-Riri)

Presiden Soeharto juga pengamal kejawen yang fanatik. Ia menjalankan kekuasaan kepresidenannya sebagai raja Jawa yang dermawan dengan kekuasaan yang mutlak. Sebagai raja Jawa Pak Harto tidak pernah marah di depan publik.

Ia memberi reward and punishment, hadiah dan hukuman, sambil tetap tersenyum. Pak Harto tidak pernah menunjukkan emosinya di depan umum. Saat marah dia tersenyum, apalagi saat senang.

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur keturunan ningrat kiai, tetapi dia juga pengamal mistisisme Jawa. Gus Dur paham betul mistisisme Islam ala Nahdlatul Ulama (NU) yang sangat erat kaitannya dengan mistisisme Jawa.

Karena itu Gus Dur santai saja ketika dimandikan dengan bunga pada ritual-ritual tertentu.

Megawati Soekarnoputri mewarisi spritualitas sinkretis dari bapaknya. Ia sering mengikuti ritual semedi dalam kunjungannya ke Bali.

Susilo Bambang Yudhoyono bersikap dan berperilaku sebagai presiden dan raja Jawa.

Ia berkata dan memberi gestur secara terukur dan menjaga emosinya seperti seorang raja. Ia mengikuti tradisi mistis dan menghindari pantangan-pantangan.

Sekarang Joko Widodo yang melanjutkan tradisi itu. Ia menjalankan kekuasaan kepresidenan sebagai raja Jawa yang menguasai Nusantara. Dalam beberapa kesempatan Jokowi mengenakan pakaian kebesaran raja Jawa.

Raja Jokowi bermuhibah sambil melakukan udik-udik. Rakyat rela berebut sampai masuk ke selokan, berebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News