Ukraina dan Rusia Gelar Dialog Perdamaian Pertama, Barat Dituduh Berbohong

Ukraina dan Rusia Gelar Dialog Perdamaian Pertama, Barat Dituduh Berbohong
Anggota delegasi Ukraina turun dari helikopter untuk melakukan pembicaraan empat mata dengan perwakilan Rusia di Gomel, Belarus. (Reuters: Sergei Kholodilin/BelTA)

Perang terjadi di sekitar pelabuhan Ukraina, tepatnya kota Mariupol sepanjang malam, menurut Pavlo Kyrylenko, kepala administrasi pedalaman Donetsk di televisi hari Senin kemarin (28/02).

Ia tidak menjelaskan apakah pasukan Rusia menang atau kalah, dan juga tidak menyebutkan jumlah korban.

Setidaknya 102 warga di Ukraina meninggal dunia sejak Kamis, sementara 304 lainnya luka-luka. Namun jumlah korban yang sebenarnya dikhawatirkan "jauh lebih tinggi", menurut kepala HAM PBB, Michelle Bachelet.

PBB mengatakan lebih dari 500.000 orang telah meninggalkan Ukraina sejak serangan Rusia minggu lalu.

Data terbaru mencatat setidaknya 281.000 orang menuju Polandia, lebih dari 84.500 orang di Hungaria, sekitar 36.400 orang di Moldova, lebih dari 32.500 orang di Romania, dan sekitar 300.000 orang di Slovakia, menurut juru bicara UNHCR, Shabia Mantoo.

Sisanya tidak tercatat dan keberadaannya menyebar di negara lain.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga mengatakan akan membebaskan tahanan Ukraina yang memiliki pengalaman berperang dari penjara untuk membantu membela negara mereka.

"Menurut aturan gawat darurat, tahanan - warga Ukraina dengan pengalaman perang - akan dibebaskan dari penjara dan akan diizinkan untuk menebus pelanggaran mereka dengan ditempatkan di titik rawan perang," ujar Presiden Volodymyr.

Delegasi Ukraina mengadakan pembicaraan dengan Rusia di Belarus, berharap agar kesepakatan gencatan senjata bisa tercapai dan Rusia segera menarik pasukannya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News