Ukraina

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Ukraina
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Narasi itu dianggap sindiran oleh Rusia yang melihatnya sebagai provokasi politik. Rusia mendesak UEFA untuk meminta Ukraina mengganti logo dan narasi. UEFA menolak permintaan Rusia, karena Krimea diakui sebagai wilayah Ukraina oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). UEFA juga tetap memperbolehkan Ukraina memasang logo ‘’Glory to Ukraine’’, tetapi logo ‘’Glory to Heroes’’ dihilangkan.

Perseteruan tidak berhenti sampai di situ. Sekarang perseteruan malah makin panas. Rusia sudah menyiapkan ribuan pasukannya di perbatasan Ukraina dan siap melakukan serangan militer. Konflik ini membuat dunia cemas karena dikhawatirkan bisa berkembang menjadi konflik yang lebih besar yang melibatkan Amerika Serikat.

Rusia sudah panas dan gatal tangan untuk segera menyerang Ukraina. Amerika mengingatkan Rusia supaya tidak mengganggu Ukraina. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin yang dikenal sebagai presiden yang ekspansionis tampaknya tidak takut oleh gertakan Amerika dan lebih memilih agresi militer untuk memulihkan kehormatannya.

Konflik wilayah perbatasan yang bertetangga masih banyak terjadi di berbagai negara. Arab Saudi menggempur Yaman sejak 2015 karena membela salah satu faksi yang bertempur dalam perang saudara. Kelompok sunni bertarung melawan kelompok syiah yang didukung Iran. Saudi menyerang Yaman dan perang berkobar sampai sekarang belum bisa diselesaikan.

Di bawah kendali Pangeran Muhammad bin Salman, Arab Saudi menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih agresif. Dalam konflik di Yaman, Arab Saudi terlibat langsung dengan mengirim pasukan dan pasokan senjata. Perang ini menjadi perang yang berkepanjangan dan membuat wilayah Timur Tengah makin tidak stabil.

Peperangan militer memperebutkan wilayah yang saling berbatasan langsung adalah bagian dari sejarah panjang geopolitik internasional. Di masa perang dingin Amerika dan Uni Soviet saling gertak dan tidak pernah terlibat perang secara langsung.

Uni Soviet bisa menembakkan rudal langsung ke Finlandia yang berbatasan langsung. Finlandia yang dilindungi oleh Amerika karena menjadi bagian dari NATO (pakta pertahanan Atlantik Utara) selalu merasa terancam oleh Uni Soviet, karena letak wilayahnya yang berbatasan langsung.

Kendari demikian selama perang dingin hampir setengah abad tidak pernah insiden serangan langsung dari Uni Soviet ke Finlandia. Hal yang sama terjadi antara China dan Taiwan yang hanya dipisahkan oleh selat kecil. China bisa menyerang Taiwan setiap saat. Taiwan juga selalu merasa terancam oleh serangan China.

Rusia sudah menyiapkan ribuan pasukannya di perbatasan Ukraina dan siap melakukan serangan militer.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News