Unair Kampus Banyuwangi Kebanjiran Peminat dari Seluruh Indonesia

Unair Kampus Banyuwangi Kebanjiran Peminat dari Seluruh Indonesia
Banyuwangi for jpnn.com

jpnn.com - SURABAYA - Universitas Airlangga (Unair) kampus Banyuwangi ternyata begitu diminati oleh calon mahasiswa dari seluruh Tanah Air. Buktinya, hingga saat ini, mahasiswa dari 15 provinsi telah berkuliah di empat jurusan yang telah ada. Yakni akuntansi, budidaya perairan, kedokteran hewan, dan kesehatan masyarakat.

Rektor Unair Prof Dr Moh Nasih MT mengatakan, saat ini total mahasiswa Unair Banyuwangi mencapai 321 orang. Jumlah tersebut merupakan dua angkatan sejak perkuliahan resmi dimulai pada 2014. 

”Yang mendaftar tiga sampai empat kali lipat dari kuota. Ini menunjukkan respons yang bagus. Semua proses seleksi juga mengikuti standard Unair di kampus pusat Surabaya, dan ikut SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri)," kata Prof Nasih seusai penandatanganan MoU dengan Pemkab Banyuwangi di kampus Unair Surabaya, Rabu (16/3/20116).

Saat pertama dibuka pada 2014, terdapat sekitar 1.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang membidik Unair Banyuwangi. Tahun 2015, jumlah peminat melonjak menjadi 1.651  atau melonjak sekitar 65 persen dibanding 2014.  

Mahasiswanya berasal dari berbagai daerah, mulai dari Jateng, Jabar, Yogyakarta, Bali, DKI Jakarta, NTB, Jambi, Sumbar, Sulteng, NTT, Lampung, Kalbar, Sulsel, hingga Papua.

”Tahun ini jumlah peminat kami yakin makin melonjak seiring kian dikenalnya Unair Banyuwangi, dan juga makin terkenalnya Banyuwangi sebagai daerah yang sedang bergeliat. Akan lebih banyak lagi mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang bakal berkuliah di Banyuwangi,” jelas Nasih.

Nasih menggaransi semua proses pembelajaran di Banyuwangi sama kualitasnya dengan Unair yang ada ada di Surabaya. Dosen-dosennya pun masuk kualifikasi dan standar Unair. 

"Ada lebih dari 30 dosen tetap di sana, semuanya kami rekrut dengan kualifikasi tinggi. Fasilitas laboratorium seperti laboratorium basah, kering, pakan, instrumentasi, komputer, lalu kelas, dan sarana pembelajaran lain juga memadai," kata Prof Nasih.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News