UOB Kenalkan Metode Risk-First untuk Menghindari Kerugian Berlebih Saat Investasi

Sementara itu, Wealth Advisitor Head UOB Indonesia Diendy Liu mengatakan di tengah agenda pengetatan moneter global untuk mengendalikan inflasi, pasar modal dihadapkan pada volatilitas pergerakan harga yang cukup tinggi.
Kondisi ini juga diperkeruh kembali oleh beberapa kegagalan bank di AS dan pengambilalihan bank di Eropa.
Menurutnya, kombinasi kejadian ini menyebabkan sentimen negatif tidak kunjung berakhir menghinggapi pasar modal global maupun lokal.
Namun demikian, sedikit angin segar dan harapan muncul di kawasan Asia Pasifik. Setelah mengakhiri kebijakan zero-covid pemerintah China langsung melakukan beberapa perubahan kebijakan untuk sesegera mungkin mempercepat laju pertumbuhan ekonominya, bahkan mencanangkan target pertumbuhan sebesar 5 persen di tahun 2023.
Di dalam negeri, pemerintah Indonesia diyakini tetap sigap dalam memitigasi imbas dari ketidakpastian ekonomi dengan terus mendorong investasi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan relatif terjaga di tahun 2023, melihat performa ekspor, investasi, dan belanja rumah tangga yang kuat sepanjang tahun 2022.
Untuk memastikan tercapainya pertumbuhan ekonomi jangka panjang, pemerintah Indonesia harus melakukan beberapa langkah antara lain melakukan investasi berkelanjutan, memanfaatkan bonus demografi, potensi kemajuan teknologi, peningkatan daya saing ekonomi dan menciptakan iklim usaha yang aman dan andal. (jpnn)
UOB Indonesia terus berupaya mendorong literasi dan inklusi keuangan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan investasi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ini Salah Satu Pilihan Investasi Optimal di Tengah Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global
- Tumbuh Berkelanjutan, Bank Raya Kembali Bukukan Kinerja Keuangan Positif
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Bertemu Menkeu AS, Menko Airlangga Bahas Tarif Resiprokal hingga Aksesi OECD
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik