Usai Pelesir, Presiden Mauritania Tertembak
Senin, 15 Oktober 2012 – 09:29 WIB
Abdel Aziz, yang juga mantan jenderal itu, telah berkali- kali menolak mundur meski diserang berbagai aksi protes dari oposisi. "Saya tidak akan mundur dan melepaskan kekuasaan. Sebab, saya yakin bahwa di alam demokrasi, perubahan harus dilakukan melalui kotak suara," tegas Abdel Aziz pada Agustus lalu.
Dia juga memimpin kampanye militer untuk melawan kelompok militan Al Qaeda di wilayah Maghribi (AQIM). Presiden 55 tahun tersebut juga telah beberapa kali menjadi target pembunuhan anggota AQIM meski gagal. AQIM, yang berakar pada kelompok radikal Aljazair dan berdiri pada akhir 1990-an, secara formal mengadaptasi ideologi Al Qaeda pada 2007. Namun, setelah menjalankan operasi penyerangan atas sejumlah tokoh penting, tentara Aljazair memerangi mereka untuk membatasi pergerakannya.
Kelompok itu bangkit setelah terjadi pergolakan politik di Mali yang berujung pada kudeta pada Maret lalu. Setelah itu, kelompok garis keras tersebut menguasai sebagian wilayah di utara Afrika. (AFP/AP/BBC/cak/dwi)
NOUAKCHOTT - Kepulangan dari acara liburan atau pelesir akhir pekan berubah menjadi petaka bagi Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz. Bahkan,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Atase Pertahanan RI di Warsaw Menggelar Athan Cup 2024
- PM Singapura Akui Jasa Besar Presiden Jokowi Bagi Kawasan
- Israel Bebas Membantai di Gaza, Negara-Negara Arab Pertanyakan Fungsi PBB
- Jepang Lanjutkan Pembuangan Limbah Nuklir ke Laut, Kekhawatiran Global Muncul
- DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timteng
- Militer Israel Klaim Bunuh Pentolan Jamaah Islamiyah Lebanon