UT Ojat

Oleh: Dahlan Iskan

UT Ojat
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Di UT sekali wisuda bisa 100.000 sarjana. Tidak akan ada gedung yang memenuhi syarat untuk wisuda bersama.

Baca Juga:

Salah satu lulusan terbaik UT adalah Hanif Nurcholis. Ia angkatan pertama UT. Masuk tahun 1984. Kini sudah profesor-doktor.

Sebagai alumni terbaik, Hanif diminta mengabdi di almamater sendiri. Jabatannya saat ini: Ketua Senat Akademik UT.

Ketika universitas lain gamang dengan pengajaran jarak jauh (akibat Covid-19), UT biasa saja. Dia sudah 'pandemi' sejak lahir. Dan terus pandemi selama 38 tahun umurnya sekarang ini.

Sejak lahir sistem pembelajaran UT jarak jauh. Sejak belum ada HP dan wifi. Materi kuliahnya, saat itu, dikirim lewat pos. Demikian juga soal ujian dan jawabannya.

Pertanyaan ke dosen pun dikirim pakai surat. Begitulah awalnya. Lalu ada juga materi kuliah dalam bentuk kaset. "Saya masih menyimpan sekitar 50 kaset," ujar Hanif.

Saya pun meninjau gudang bukunya. Lebih besar dari Makro. Itulah buku pelajaran yang harus diteliti, diseleksi dan dikirim ke mahasiswa.

Ukuran buku untuk mahasiswa UT saat ini dibuat lebih besar: A4. Ruang putih di pinggir tiap halamannya dibuat lebih lebar: untuk catatan, komentar atau pun pertanyaan tentang isi buku di halaman itu.

Saya baru sekali ini ke kampus UT (Universitas Terbuka). Kemarin. Langsung setiba dari Singkawang, Kalbar. Tidak satu pun terlihat mahasiswa di kampus itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News