Utang Emas

Oleh: Dahlan Iskan

Utang Emas
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SAMPAI kemarin, soal utang emas 1,1 ton belum juga ada perkembangan baru. Saya mencoba kembali menjadi reporter: belum berhasil.

Di saat masih sulit membayar "utang tulisan" itu ada dewi penolong.

Saya memanggilnya Mbak Yani. Pernah jadi anak buah: di bagian keuangan, khususnya yang mengurus kas-bon karyawan.

Baca Juga:

Bertahun tidak jumpa, tiba-tiba Mbak Yani mendaftar sebagai sukarelawan Vaksin Nusantara. Orangnya pendiam. Kalem. Kulit bening. Rambut sebahu. Berkacamata.

Suatu saat Mbak Yani kirim komentar soal artikel di Disway. Lewat WA. Mungkin baru sekali itu seumur hidupnyi menulis komentar.

Saya pun membalas: kenapa tidak diposting di kolom komentar. Dia bilang singkat: malu. Merasa tidak layak.

Baca Juga:

"Masih jauh dari komentar-komentar dari pembaca Disway yang lain," jawab Mbak Yani.

Saya pun minta dia terus menulis. Saya lihat tulisannya kian baik.

SAMPAI kemarin, soal utang emas 1,1 ton belum juga ada perkembangan baru. Saya mencoba kembali menjadi reporter: belum berhasil. Namun, ada penolong.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News