Utang Lebaran

Oleh Dahlan Iskan

 Utang Lebaran
Foto: disway.id

jpnn.com - Tahun lalu saya berlebaran di rumah sakit. Lima hari sebelum Lebaran istri saya tidak sadarkan diri. Anak wedok saya nangis-nangis di telepon. Minta saya pulang.

Bukan main sulitnya cari tiket mendadak. Di hari mudik seperti itu. Sampai-sampai dari Amerika saya harus lewat Hong Kong-Vietnam - Kunming - KL baru ke Surabaya.

Ada batu yang 'berulah' di ginjal istri saya. Batu lama. Kali ini menyiksa sekali. Sakit sekali. Tidak tertahankan. Pingsan beberapa hari.

Tahun lalu kami Salat Id di halaman rumah sakit. Lalu berkumpul di kamar perawatan. Sungkeman di situ. Istri masih diinfus.

Sungkemannya termasuk gantian: suami sungkem kepada istri. Saya, anak laki-laki saya, menantu laki-laki saya mencium kaki istri masing-masing. Saling memaafkan.

Tidak ada soto banjar hari itu. Sambil berbaring istri saya minta maaf: tahun itu tidak bisa bikin soto banjar.

Tahun ini kami aman sentosa. Semua sehat. Alhamdulillah.

Saat tulisan ini Anda baca istri saya sangat sibuk di dapur. Menyiapkan bahan-bahan untuk membuat soto banjar.

Tahun lalu saya berlebaran di rumah sakit. Lima hari sebelum Lebaran istri saya tidak sadarkan diri. Anak wedok saya nangis-nangis di telepon.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News