Vaksinta Awet

Oleh: Dahlan Iskan

Vaksinta Awet
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Ilmuwan Universitas Indonesia (UI) ini tidak keberatan dengan Vaksin Nusantara, asal itu tidak disebut vaksin.

"Vaksin itu punya devinisinya sendiri," ujar Prof Dr Tri Yunis Miko Wahyono, ahli epidemiologi dari UI tersebut.

Beliau jadi pembicara seminar Zoom yang membahas Vaksin Nusantara kemarin.

Penyelenggara forum itu para wartawan yang tergabung dalam Beranda Ruang Diskusi.

"Kalau disebut terapi saya tidak keberatan. Asal tidak disebut vaksin," ujar Prof Tri.

Beliau meraih S-1 dan S-2 di UI –mengambil ilmu kesehatan masyarakat. Lalu meneruskan S-3 di Filipina di bidang epidemiologi.

Berarti sebenarnya praktik melahirkan imunitas lewat sel dendritic bisa diterima.

Seperti yang terjadi di Vaksin Nusantara itu: sel dendritic diambil dari tubuh kita masing-masing. Caranya: darah kita diambil sebanyak 40 cc.

Misalnya diubah dari Vaksin Nusantara menjadi Vaksinta Nusantara? Ta di situ bisa diartikan Terawan. Atau Cinta. Terserah saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News