Valentine Budaya Yahudi Menghalalkan Seks Bebas, Jangan Dirayakan

Valentine Budaya Yahudi Menghalalkan Seks Bebas, Jangan Dirayakan
Pelajar dari SMA Negeri 5 Tangerang menolak perayaan hari valentine saat menggelar aksi di halaman sekolah,Tangerang, Kamis (14/2). FOTO: EKY FAJRIN/SATELIT NEWS/JPNN.com

jpnn.com - TASIKMALAYA - Hari Valentine yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari, mendapat penolakan dari ribuan pelajar SMKN di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Para pelajar ini setelah kegiatan belajar, berkumpul di halaman SMKN 2 guna menyeruakan penolakan perayaan hari Valentine karena menganggap perayaan valentine tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Dengan membawa poster berisikan penolakan perayaan hari Valentine, mereka berdiri dekat podium. Sementara para guru bergantian berorasi.

Para pelajar menilai perayaan Valentine tidak perlu dilaksanakan karena merupakan budaya Yahudi, yang erat kaitannya dengan seks bebas. Pihak sekolah dalam hal ini wajib memberikan pencerahan agar anak didiknya tidak terbawa arus euforia budaya Yahudi. Pihak sekolah juga melarang para siswa keluar rumah untuk merayakan hari kasih sayang tersebut.

Penolakan perayaan hari Valentine juga datang dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjar H Ridwan Mansyur. Menurut Ridwan, valentine day atau dikenal dengan hari kasih sayang tidak dikenal dalam budaya Islam. Karena itu, Ridwan menyarankan kepada umat Islam tidak ikut-ikut perayaan Valentine Day.

"Itu kan bukan budaya Islam. Sebaiknya tidak dirayakan," katanya.

Ridwan mengimbau kepada masyarakat Kota Banjar yang memiliki anak usia remaja untuk meningkatkan pengawasan. Pasalnya, tak ayal saat merayakan Valentine Day, remaja melakukan hal-hal yang bersifat negatif dan melanggar aturan agama.

Dengan demikian, nantinya anak remaja di Kota Banjar tidak terjerumus dengan budaya luar.

"Peran orang tua itu sangat penting untuk mengawasi anak-anaknya terutama yang masih berusia remaja," tandasnya. (ian/rmo/jpnn)


TASIKMALAYA - Hari Valentine yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari, mendapat penolakan dari ribuan pelajar SMKN di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News