Venezuela Dilanda Kegilaan Gara-Gara Listrik Mati

Venezuela Dilanda Kegilaan Gara-Gara Listrik Mati
Demonstrasi di Venezuela. Foto: AFP

jpnn.com, KARAKAS - Jalanan Karakas, ibu kota Venezuela, dipenuhi ribuan orang Senin (25/3) siang. Orang-orang itu adalah pegawai yang dipulangkan lebih cepat karena kantor mereka tak bisa beroperasi.

''Lampunya tiba-tiba menggila. Seakan-akan ada yang akan meledak,'' ujar Denis Mendoza, pekerja call center di pusat kota Karakas, kepada The Guardian.

Langkah pria 28 tahun itu berat. Dia harus berjalan 90 menit menuju rumahnya di Petare, wilayah pinggiran Karakas. ''Saya hanya berharap (mati listrik tak berlangsung lama, Red). Tapi, mungkin harapan saya salah,'' ujar Mendoza.

Saat listrik tak tersedia, kota-kota Venezuela serasa pasien koma. Metro, kereta dalam kota, yang biasanya mengangkut ribuan pekerja tak bisa beroperasi. Warga pun hanya berharap bisa berjejalan di dalam bus.

''Saya tidak tahu bagaimana pulang ke rumah. Kalau berjalan, saya butuh 2 jam,'' ujar Ana Gonzalez, penjaga toko produk kebersihan, kepada AFP. Perempuan 64 tahun itu mengaku tak sanggup memaksakan diri masuk ke bus. Namun, dia juga tak kuat berjalan lama.

BACA JUGA: Waduh, Tentara Rusia Sudah Masuk ke Venezuela

Untung, lampu yang mati pada pukul 13.20 waktu setempat kembali menyala saat malam. Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rodriguez langsung membusungkan dada. Tentu, dia tetap menyebut Amerika Serikat sebagai pelaku sabotase.

Namun, rakyat tak begitu saja percaya. Mereka tak lagi menelan omongan politisi begitu saja. ''Semua politisi hanyalah pembohong. Baik Maduro maupun oposisi,'' ujar Jose Jaramillo, 32, pekerja konstruksi.

Masyarakat Venezuela masih trauma akibat lumpuhnya jaringan listrik nasional awal Maret lalu. Namun, mereka kembali dihadapkan pada kemungkinan bencana serupa Senin lalu (25/3).

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News