Waduh, WNI di Australia Kehilangan Pekerjaan Gegara Wabah Corona

Waduh, WNI di Australia Kehilangan Pekerjaan Gegara Wabah Corona
Jane mengaku jika tidak mencari pekerjaan lain, ia akan kesulitan untuk menutupi biaya hidupnya di Australia. (Koleksi pribadi)

"Sebenarnya saya tidak diharuskan keluar dari tempat itu, tapi penghasilan dari jadwal kerja 10 jam tidak akan mencukupi. Dan sebagai seorang siswa, uang sekolah juga tetap berjalan," kata Jane yang mengaku membayar uang sekolahnya sendiri.

"Jadi saya mencari pekerjaan lain untuk minimal bisa mendapatkan 20 jam kerja."

Hari Minggu kemarin (22/03), Jane menerima kabar jika restoran tempatnya bekerja dulu akan tutup sementara mulai hari Senin, untuk mendorong upaya 'social distancing'.

Seperti halnya Leon, ia kini dalam proses melamar pekerjaan supermarket yang sedang membuka lowongan besar-besaran bagi mahasiswa internasional.

Jatah sewa satu bulan lenyap

Tak hanya di restoran, pemotongan jam kerja juga dialami oleh Livia yang sudah satu tahun lamanya bekerja paruh waktu di sebuah hotel bintang lima di pusat kota Melbourne, Australia.

"Biasanya dalam satu minggu, saya dapat jadwal kerja 16-18 jam. Tapi mulai minggu ini, hanya dapat 8 sampai 9 jam," kata mahasiswi sekolah kejuruan William Angliss Institute ini.

"Banyak pelanggan yang membatalkan pemesanan kamar, penggunaan ruang fungsi, dan acara-acara. Karena sepi sekali dan mungkin stafnya terlalu banyak dan membayarnya terlalu mahal, jadi [hotel] berusaha mengurangi jumlah."

Kepada ABC Indonesia, Livia mengatakan pihak hotel tidak dapat memastikan kapan jadwal pekerjaan para pegawai hotel akan kembali seperti semula.

Pandemik virus corona telah menyebabkan sejumlah warga Indonesia di Australia dikurangi jam kerjanya, bahkan terancam kehilangan pekerjaan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News