Wakil Kepala BPIP Ajak Forum Mahasiswa Kedinasan Indonesia Berfikir Kritis

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Kepala BPIP Karjono Atmoharsono, mengajak para mahasiswa untuk berfikir Kritis dan kreatif serta menekankan pentingnya pembangunan karakter.
Hal tersebut diungkapkan Karjono pada saat Forum Mahasiswa Kedinasan Indonesia, dalam acara Kaderisasi Nasional yang diselenggarakan di Politeknik Statistika, Sabtu, (3/6).
Karjono memperkenalkan Salam Pancasila yang digagas oleh Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri.
Salam Pancasila diadop dari pekik "Merdeka" yang ditetapkan oleh Ir. Soekarno melalui Maklumat pada 31 Agustus 1945, dan Salam Pancasila merupakan Salam mempersatukan Kebangsaan
Waka BPIP juga menjelaskan lagu Indonesia Raya tiga stanza yang dianggap baru bagi Mahasiswa, berdasarkan UU 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, dalam Pasal 61 Apabila lagu Indonesia Raya dinyanyikan lengkap tiga stanza, maka bait ketiga pada stanza ketiga dinyanyikan dua kali.
“Lagu Indonesia Raya tiga stanza ini pertama kali dinyanyikan pada 28 Oktober 1928 saat sumpah pemuda,” ujarnya.
Karjono menjelaskan berfikir kritis, kreatif artinya bersifat tidak lekas percaya, bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan, serta memiliki kemampuan untuk menciptakan kecerdasan dan imajinasi.
Pendidikan Kedinasan dalam PP 14/2010 mengajarkan keahlian khusus. dan mahasiswa juga harus mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dicanangkan sebelumnya oleh Menteri Pendidikan.
Wakil Kepala BPIP Karjono Atmoharsono, mengajak para mahasiswa untuk berfikir Kritis dan kreatif serta menekankan pentingnya pembangunan karakter.
- LSM dan Mahasiswa Dinilai Berperan Penting sebagai Penyeimbang Kekuasaan
- Beban Ekonomi Makin Berat, Masyarakat Rela Mengantre demi Beras Gratis di Kampus UBK
- Tarif Trans Semarang Rp 0, Pelajar dan Mahasiswa Tinggal Naik
- Mahasiswa Asal Inhu Tewas Kecelakaan Tunggal di Pekanbaru, Motor Hilang
- 959 Unit Begawan Apartemen Milik PPRO Ludes Terjual
- Diskusi 70 Tahun KAA, BPIP: Dasasila Bandung jadi Warisan Indonesia di Politik Dunia