Waktu Pencarian Jamaah Haji yang Hilang Diberikan Tiga Bulan

Waktu Pencarian Jamaah Haji yang Hilang Diberikan Tiga Bulan
Jemaah haji di Tanah Suci. Foto: Jawa Pos

’’Kami dari keluarga pada dasarnya ikhlas. Tetapi hingga kini kan masih belum jelas statusnya,” kata Aliyudin di rumah Hadi kemarin.

Keinginan ayahnya untuk naik haji, lanjut Aliyudin, memang sudah bulat. Uang berhaji dikumpulkan Hadi dari hasil bertani, menanam sayuran, dan berdagang. Dia menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling menggunakan sepeda.

Selama 10 tahun Hadi menyisihkan uang untuk berhaji. ’’Ya tani mas, menanam sayuran, dan dagang keliling pakai sepeda. Daftar hajinya dari tahun 2011,” sebutnya.

Titin Khotimah (31) adalah cucu Hadi yang sempat berkomunikasi dengan kakeknya. Kali terakhir dia berkomunikasi seminggu setelah Hadi berada di Jeddah. ’’Beliau kan nggak bawa handphone. Saya telepon ke tetangga yang bawa handphone," ungkapnya.

Menurut Titin, Hadi selama ini dikenal pendiam. Hadi juga sedikit pelupa lantaran faktor usia. Tetapi secara fisik, kondisinya dinilai sehat. Titin jugalah orang pertama yang dikabari kalau Hadi hilang. Setelah mendapatkan kabar tersebut, Titin memberitahukan kepada Sani (70), istri Hadi. ’’Nenek (Sani, Red) langsung pingsan,” katanya.

Sani sendiri masih shock dengan hilangnya Hadi. Dia kerap menangis menceritakan suaminya.

Ketua regu Kloter 37 JKG Tuba Sumar menjelaskan, Hadi tidak terpisah. Tetapi meninggalkan rombongan saat salat Isya di Mina. Dia memastikan terakhir bertemu Hadi masih pakai tanda pengenal lengkap.

’’Jadi bukan terpisah, tetapi dia memang meninggalkan kita. Namun mungkin karena dia bingung dan tak bisa kembali," tuturnya.

Hadi Sukma Adsani, 73, dilaporkan hilang sejak 1 September lalu. Sampai kemarin, keberadaan jamaah haji yang tergabung dalam kloter 37 JKG masih misteri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News