Waktu Pencarian Jamaah Haji yang Hilang Diberikan Tiga Bulan

Waktu Pencarian Jamaah Haji yang Hilang Diberikan Tiga Bulan
Jemaah haji di Tanah Suci. Foto: Jawa Pos

Kasi Haji dan Umrah Kementerian Agama Tuba ini mengaku langsung berkoordinasi dengan pihak terkait. Di antaranya ke Maktab 68 yang bertanggung jawab atas penempatan jamaah di tenda.

’’Kemudian sektor 7 Makkah yang bertanggung jawab memonitor jamaah kloter 37 juga sudah kami laporkan. Kami dengan Seksi Perlindungan Jamah juga sudah melakukan pencarian,” jelasnya.

Area Mina juga disisir ulang. Setiap lereng bukit disusuri. Pencarian dengan menggunakan drone pun dilakukan. Jalur Arafah dan Musdalifah juga diteliti ulang. ’’Tetapi nggak ada,” katanya.

Pencarian Hadi juga dilakukan dengan menyisir rumah sakit. Di antaranya Rumah Sakit Mina Emergency dan RS Mina Al Wadhi. Pihaknya juga mengecek jenazah WNI yang ada di RS. Rumah sakit di luar Mina tak luput dicermati.

’’Di rumah sakit jiwa juga kami cek. Jamaah asal Indonesia yang sempat masuk di situ kami lihat. Ternyata juga tidak ada," terangnya.

Untuk selanjutnya, proses pencarian dilakukan panitia di Arab Saudi. Tetapi, pihak Kemenag Tuba terus berkomunikasi dengan kedutaan di Arab Saudi dan Kantor Urusan Haji Indonesia. Menurut Sumar, proses pencarian terus dilakukan sampai penyelenggaraan ibadah haji dinyatakan selesai.

’’Kami tetap melakukan pencarian bekerja sama dengan pihak Kepolisian Arab Saudi. Mereka akan melakukan pencarian selama tiga bulan. Dihitung sejak selesainya proses ibadah haji,” jelasnya.

Kemungkinan terburuk apabila Hadi tak juga ditemukan, barulah pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keterangan hilang. ’’Surat ini diteruskan ke Kemenag dan keluarga jamaah haji,” katanya.

Hadi Sukma Adsani, 73, dilaporkan hilang sejak 1 September lalu. Sampai kemarin, keberadaan jamaah haji yang tergabung dalam kloter 37 JKG masih misteri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News