Wanita Prancis Demonstrasi Pakai Rok Mini

Wanita Prancis Demonstrasi Pakai Rok Mini
HAK - Salah seorang aktivis hak-hak perempuan di Sarthe yang ikut berdemo, Leila Louhibi (tengah), saat menancapkan bunga. Foto: AFP Photo.
PARIS - Warga Prancis punya cara unik untuk memperingati Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, yang jatuh Kamis (25/11) kemarin. Dikoordinasi kelompok HAM, Neither Whores Nor Submissive (NPNS), tidak kurang dari 135.000 perempuan melakukan aksi protes yang menyejukkan mata lelaki. Yakni, mereka mengenakan rok pendek alias rok mini.

"Memakai rok pendek merupakan wujud sikap militan. (Soalnya) kini, dalam kehidupan sehari-hari, di tempat kerja, di jalanan dan di rumah, kaum perempuan selalu dibayangi bahaya," tandas Sihem Habchi, Ketua NPNS, dalam wawancara dengan Agence France-Presse. Di kawasan pinggiran kota-kota besar Prancis, imbuh dia, rok mini menjadi simbol perlawanan perempuan terhadap kekerasan.

Sebagai makhluk yang dianggap lemah, menurut NPNS pula, perempuan kerap menjadi sasaran tindak kekerasan. Bukan hanya oleh orang asing, melainkan juga orang-orang dekat yang seharusnya melindungi. Dalam pernyataan resmi yang diunggah di akun Facebook mereka, NPNS menegaskan bahwa kaum perempuan, terutama para gadis, di pinggiran kota besar nyaris tidak pernah memakai rok pendek lagi. Mereka khawatir dilecehkan.

"Gadis-gadis kota yang memakai rok pendek, sering menjadi korban pelecehan seksual kaum lelaki. Bahkan, tidak jarang mereka menjadi korban kekerasan," terang NPNS. Karena itu, dengan serempak memakai rok pendek di Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, kaum hawa ingin menunjukkan keseriusan mereka untuk melawan penindasan.

PARIS - Warga Prancis punya cara unik untuk memperingati Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, yang jatuh Kamis (25/11) kemarin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News