Warga di Batam Mengaku Membalurkan Air Liur Jenazah Pasien COVID-19 ke Mukanya

Warga di Batam Mengaku Membalurkan Air Liur Jenazah Pasien COVID-19 ke Mukanya
Sosialisasi COVID-19 di lingkungan RSKI COVID-19 Batam, saat masih proses pembangunan. Foto: Naim

"Dia masih di luar. Memang enggak bisa (diarahkan)," kata Khairul Ihsan.

Ia mengatakan HL telah menjalani tes usap pada Senin sore, dan diulang lagi pada Selasa pagi untuk memastikan hasilnya.

"Karena kami harus tegakkan. Kami ulang swab, mudah-mudahan valid. Kalau negatif kami pulangkan, kalau positif kami karantina dengan prosedur pengamanan ekstra ketat," katanya.

Menurut dia, HL relatif tidak memiliki gejala penderita COVID-19, karena terbukti masih bisa berlari dan mengoceh.

Selain HL, RSKI Pulau Galang kini juga tengah mengisolasi 12 orang yang terlibat dalam pengambil paksa jenazah terkonfirmasi positif COVID-19, YHG, termasuk anak dan istrinya.

Menurut Khairul Ihsan, istri YHG yang kini diisolasi juga kerap melakukan provokasi melalui media sosial dari RSKI COVID-19.

Sebelumnya keluarga dan warga menjemput secara paksa jenazah YHG di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam, sebelum hasil tes usap COVID-19 YHG keluar.

YHG sendiri diantar ke rumah sakit pada 19 Agustus dalam kondisi meninggal (death on arrival), dan langsung dilakukan pemeriksaan usap hidung.

Warga Batam itu telah berada di RSKI COVID-19 Pulau Galang. Dia menolak tetap berada di ruangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News