Warga Indonesia Ikut Sukseskan Penggunaan Tenaga Surya di Australia Selatan
"Sejak tinggal permanen dari tahun 2013, kami pasang panel surya ini di tahun 2014. Sebanyak 40 panel," ujar Nuraeni Mosel, seorang warga asal Indonesia.
"Alasannya terutama untuk mengurangi biaya listrik dan menjaga sustainability alam dan lingkungan. Paling tidak kita mengurangi carbon footprint kita kalau pakai panel surya," katanya.
"Biayanya tidak murah sih tapi untuk jangka panjang, kita dapatkan kembali manfaatnya. Pernah kami dapat tagihan hanya $65 padahal biasanya selalu di atas $500," ujar Nuraeni.
Menurut pengalaman Nuraeni, salah satu keuntungan dari panel surya adalah semua pekerjaan yang membutuhkan listrik, seperti mesin cuci, mesin pengering dan mesin cuci piring dilakukan siang hari dengan menggunakan tenaga surya.
Sementara Nila Osborne yang pindah ke Adelaide sejak tahun 2016, sudah memasang 13 panel surya di atap rumahnya pada Februari 2017.
"Pertimbangannya karena saat itu harga listrik di Australia Selatan terkenal paling mahal di Australia dan kami sebagai pensiunan berusaha untuk menghemat sebanyak mungkin," kata Nila.
Photo: Warga asal Indonesia Nila Osborne memasang 13 panel tenaga surya di atap rumahnya di Adelaide sejak Februari 2017. (Supplied)"Panel surya adalah jawaban yang tepat untuk menghemat listrik. Dalam arti biaya," ujarnya.
Pada 11 Oktober 2020 lalu, Australia Selatan berhasil menggunaan listrik dengan 100 persen pasokannya dari tenaga surya
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23