Warga Serbu Mal, Jalan Macet Parah

Warga Serbu Mal, Jalan Macet Parah
Ilustrasi

jpnn.com - SURABAYA - Sudah dua hari terakhir Surabaya dilanda kemacetan parah. Bahkan, di luar kebiasaan, kemacetan tidak hanya terjadi pada jam-jam sibuk. Penyebabnya, banyak warga yang mendatangi mal untuk berbelanja.

Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Fadly Munzir Ismail mengakui bahwa jajarannya harus bekerja ekstrakeras untuk bisa mengatur arus lalu lintas. Kepadatan arus kendaraan terjadi di hampir semua pusat perbelanjaan.

Hal itulah yang mengakibatkan banyak kendaraan berkumpul di satu titik. "Kondisinya beda dengan tahun lalu. Kalau sebelumnya, pada H-3 Lebaran Surabaya sudah sepi. Tapi, sekarang tampaknya masih banyak warga yang belanja," kata Fadly kemarin (14/7).

"Antrean kendaraan mengular di pintu masuk pusat perbelanjaan. Jadi, bebannya menumpuk di sana semua," lanjut dia. Berdasar analisis jajaran Satlantas Polrestabes Surabaya, titik macet paling rawan berada di Jalan Basuki Rahmat, Ahmad Yani, Pemuda, Jagir, HR Muhammad, dan Wonokromo.

Dari pengamatan Jawa Pos, selain antrean panjang kendaraan, parkir liar yang mengurangi badan jalan memperparah kemacetan. Salah satunya terlihat di sekitar Royal Plaza. Banyaknya sepeda motor yang diparkir mengakibatkan Jalan Ketintang lebih sempit. Pertigaan di lokasi tersebut membuat arus kendaraan kian semrawut.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Irvan Wahyu Drajad mengatakan, kemacetan terjadi karena warga juga menyerbu restoran-restoran. "Sebab, asisten rumah tangga mereka pulang ke rumah," terangnya.

Kondisi tersebut diperkirakan terus berlangsung hingga pasca-Lebaran. Sebab, banyak juga penduduk dari luar kota yang datang ke Surabaya. Penurunan volume kendaraan berlangsung saat salat Id. Namun, setelah itu, kepadatan arus lalu lintas kembali terjadi. Hal tersebut terjadi karena banyak warga yang memilih mengunjungi tempat-tempat wisata. (ant/mas/git)  


SURABAYA - Sudah dua hari terakhir Surabaya dilanda kemacetan parah. Bahkan, di luar kebiasaan, kemacetan tidak hanya terjadi pada jam-jam sibuk.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News