Warung Nasi Bu Eha dan Selera Lidah Keluarga Bung Karno

Warung Nasi Bu Eha dan Selera Lidah Keluarga Bung Karno
Warung Bu Eha dalam Pasar Cihapit, Bandung, Jawa Barat, yang kerap dikunjungi keluarga Proklamator Kemerdekaan RI Bung Karno: Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com.

"Kang Emil pesannya pais (pepes, red), peda, dan nasi merah, bahkan suka ambil minum sendiri teh, masuk ke dapur," tutur Eha.

Eha mengungkapkan warungnya saat masih di masa kejayaannya merupakan favorit para mahasiswa di Bandung. Pasti ada mahasiswa dari kampus-kampus beken, seperti ITB, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Parahyangan yang demen jajan di Warung Nasi Bu Eha.

"Tahun 1969-1986 banyak mahasiswa datang ke sini. Ibu kesal juga kadang lihat mereka yang kuliah enggak selesai-selesai. Makanya ibu memarahi, kasih tahu supaya cepat lulus," ucapnya.

Eha menganggap pelanggan yang datang ke warungnya bukan sekadar pembeli. Oleh karena itu, dia juga kerap menyampaikan wejangan kepada para pelangganya.

"Sekarang masih sering ada yang ke sini. Eh, sudah ada yang jadi hakim, menteri, anggota DPR," ungkapnya.

Di tengah modernisasi, Eha menyadari saat ini banyak orang lebih memilih makan di restoran modern. Warung Nasi Bu Eha pun tak seramai dahulu.

Pegawai yang bekerja di Warung Bu Eha terus berkurang. Dari tujuh pegawai, kini tersisa tiga orang saja.

"Dibanding dahulu, sepi sekarang, Neng. Sekarang paling seperempatnya saja, ya alhamdulillah masih bisa makan," tandasnya.

Warung Nasi Bu Eha, bukan sembarang warung. Masakannya memikat lidah keluarga Proklamator RI Bung Karno.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News