Waspada, Kerja tak Kenal Waktu Bisa Sebabkan Hal ini

Waspada, Kerja tak Kenal Waktu Bisa Sebabkan Hal ini
Stres kerja. Foto: Pixabay

Peserta juga diminta untuk melaporkan apakah mereka meluangkan waktu untuk bersantai setelah bekerja, misalnya bersosialisasi dengan teman atau melakukan olahraga dan hobi lainnya dan seberapa cermat mereka memastikan pekerjaan mereka tidak mengganggu kehidupan pribadi mereka.

Untuk mengukur kesejahteraan, para peneliti mempertimbangkan bagaimana kelelahan fisik dan emosional yang dirasakan peserta dan seberapa baik mereka merasa bahwa mereka menyeimbangkan kerja dan tidak bekerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang tidak mengatur pemisahan yang jelas antara pekerjaan dan waktu luang cenderung tidak mengambil bagian dalam aktivitas yang bisa membantu mereka rileks dan pulih dari tuntutan pekerjaan mereka.

Hal ini menyebabkan mereka merasa lebih lelah, keseimbangan kerja berkurang dan berkurangnya rasa kesejahteraan dalam berbagai aspek kunci kehidupan mereka.

"Karyawan yang mengintegrasikan pekerjaan ke dalam kehidupan non-kerja mereka dilaporkan merasa lebih kelelahan karena mereka kurang pulih," kata Wepfer, seperti dilansir laman MSN, Minggu (21/1).

Kurangnya kegiatan pemulihan ini kemudian menjelaskan mengapa orang-orang yang mengintegrasikan pekerjaan ke dalam sisa hidup mereka memiliki rasa simpati yang lebih rendah.

Wepfer juga mencatat bahwa perusahaan harus berusaha berbuat lebih banyak untuk membantu karyawan menyeimbangkan pekerjaan mereka, sehingga tidak memengaruhi kehidupan pribadi atau kesejahteraan mereka.

Kebijakan dan budaya organisasi harus disesuaikan untuk membantu karyawan mengelola batas pekerjaan mereka tanpa kerja dengan cara yang tidak mengganggu kesejahteraan mereka.

Bila pekerjaan bersifat target-basis, kita akan terus berusaha memenuhi target meskipun durasi kerja sudah melebihi delapan jam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News