Waspadai Gejolak Harga Volatile Foods Jelang Akhir Tahun

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah harus mulai mewaspadai gejolak harga volatile foods (komponen harga bergejolak) menjelang akhir tahun.
Hal itu terkait dengan dua momen liburan, yakni Natal dan tahun baru.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyatakan, inflasi November diprediksi lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 0,01 persen.
Pihaknya memproyeksikan inflasi berada di angka 0,13–0,15 persen secara month-to-month (mtm).
’’Faktornya melihat perkembangan harga kebutuhan pokok sedikit meningkat untuk antisipasi kebutuhan liburan,’’ kata Bhima, Minggu (3/12).
Menurut Bhima, hal lain yang juga perlu menjadi perhatian pemerintah adalah inflasi kelompok makanan jadi dan rokok.
Dorongan dari administered price pada November lebih disebabkan kenaikan harga BBM nonsubsidi.
’’Inflasi pada November juga dipengaruhi kenaikan harga transportasi menjelang libur panjang,’’ ujarnya.
Pemerintah harus mulai mewaspadai gejolak harga volatile foods (komponen harga bergejolak) menjelang akhir tahun.
- Resah Lihat Kondisi Ekonomi, Mahasiswa UKI Bagikan Beras untuk Membantu Warga
- Bitcoin Menawarkan Solusi Perlindungan Nilai Aset dari Inflasi
- Lebaran 2025 Menceritakan Keresahan, Ekonom Nilai Perlu Evaluasi Ekonomi
- Data BPS: Inflasi Tahunan Maret 2025 Lebih Rendah dari Tahun Lalu
- Makin Anjlok, Kurs Rupiah Tembus Rp 16.588 Per USD
- Wawali Iswar Apresiasi Gerakan Pangan Murah Serentak se-Jateng Digelar di Kota Semarang